Album ke-2 Ariel, Uki, Lukman, Reza dan David itu sejak awal sudah digadang-gadang menampilkan sesuatu yang berbeda. Alasannya adalah kehadiran sosok produser kenamaan asal Inggris, Steve Lillywhite. Benarkah demikian?
Sebelum sampai ke 12 lagu di dalamnya, perlu diketahui album 'Second Chance' adalah album daur ulang lagu-lagu Peterpan oleh NOAH. Hal itu dilakukan demi mengenalkan identitas NOAH secara lebih dan mempermudah penyebutan lagu, maksudnya, orang-orang tak perlu mengatakan lagu 'Menunggumu' dari Peterpan, melainkan 'Menunggumu' milik NOAH. Sebuah konsep yang tidak biasa memang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lagu pertama di album berwarna putih itu berjudul 'Hero'. Sebuah lagu berbahasa Inggris pertama dari NOAH yang terdengar tidak biasa. Elemen musik rock yang kental dibalut suara sang vokalis, membuat 'Hero' sedikit banyak seperti lagu-lagu band U2.
Jika berniat mengkritik si vokalis karena lafal bahasa asingnya, maka sebaiknya tidak usah. Karena Ariel terdengar cukup santai melantukan bait demi bait lagu yang ditulis oleh Giring 'Nidji' tersebut.
Lagu baru lainnya ada 'Seperti Kemarin'. Anehnya, lagu yang ditulis liriknya oleh Dewi 'Dee' Lestari itu semakin memperkental unsur britpop ke dalamnya. Harmoni keyboard David dan ketukan drum Reza adalah dua instrumen dominan yang menguatkan asumsi tersebut.
Lagu baru terakhirnya adalah 'Suara Pikiranku' yang menyajikan kerumitan musikalitas. Meski terasa 'easy listening', Steve Lillywhite yang memang bolak-balik menangani The Rolling Stone, U2 sampai Sigur Ros itu mau membuat NOAH 'naik kelas'. Secara kasar bisa dikatakan tiga lagu baru NOAH tidak mudah dicerna para Sahabat NOAH--sebutan penggemarnya--yang biasa mendengarkan 'Tak Bisakah' atau 'Ada Apa Denganmu'.
Sisa lagu di album 'Second Chance' adalah karya dari berbagai tiga album studio dan satu album soundtrack Peterpan. Namun tidak begitu saja dimainkan, Ariel Cs memperkaya masing-masing lagu dengan sentuhan berbeda. Meskipun didominasi britpop.
'Lagit Tak Mengengar' dan 'Walau Habis Terang' menyajikan musik orkestra yang terdengar walaupun dengan volume yang kecil. Dramatisasi yang dalam hadir saat mendengarkan 'Menunggu Pagi' dan 'Tak Ada yang Abadi'.
Single 'Dara' yang diciptakan Ariel ketika mendekam di tahanan juga tidak kalah. Lagu yang menurut banyak orang ditujukan untuk Luna Maya itu dimainkan secara akustik, namun lambat laun klimaks saat menyentuh bagian akhir.
Secara keseluruhan NOAH resmi 'naik kelas' dengan lahirnya album 'Second Chance'. Musikalitas mereka lebih kompleks dari sebelumnya, unsur britpop yang kental dan pembuktian bahwa keybordis mereka, David, berperan sangat banyak.
Nantinya secara berlakala NOAH akan merilis album-album Peterpan yang sudah didaur ulang. Mulai dari 'Taman Langit, 'Bintang di Surga' dan 'Hari yang Cerah'.
(mif/mmu)