Taylor Swift dan Industri Musik Hari Ini

Taylor Swift dan Industri Musik Hari Ini

- detikHot
Kamis, 10 Jul 2014 13:46 WIB
Taylor Swift dan Industri Musik Hari Ini
Taylor Swift (Getty Images)
Jakarta - Gadis country berusia 24 tahun, Taylor Swift, baru saja mengomentari tentang industri musik dunia yang mengusik akal pikirannya. Jika ingin menebaknya, maka jawaban yang tepat adalah mengenai penjualan karya para musisi yang mengalami kemunduran sejak semakin majunya pembajakan.

Memang ini sebuah cerita lama yang dikemas baru oleh musisi muda yang bersinar di tengah sensasi teman-teman se-angkatannya (Miley Cyrus, Justin Bieber). Hilangnya antusiasme pada bentuk CD yang menyebabkan efek domino pada tutupnya toko-toko kaset dan CD top di berbagai belahan dunia, seperti HMV dan Virgin Megastore (Inggris), Tower Records (Amerika Serikat) sampai ke Indonesia, yaitu Aquarius.

Nada pesimis kemudian diubah ke dalam bentuk positif dengan memanfaatkan konsep digital seperti iTunes. Dan boom musisi di seluruh dunia berpesta karena karya mereka kembali dibeli orisinalitasnya dan royalti kembali memenuhi pundi-pundi mereka. Beberapa lainnya tetap konsisten di jalur karya fisik dengan sistem titip edar di beberapa toko baju.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sisanya melakukan kerjasama dengan sejumlah gerai makanan dan minuman. Cukup miris memang, tapi setidaknya jalur alternatif ini sangat membantu, seperti di salah satu gerai makanan ayam cepat saji di Indonesia, sekurang-kurangnya 3000 keping CD untuk tiap musisi berhasil mereka jual. Prestasi? Tentu saja.

Itulah mengapa, Taylor Swift tidak mau menurunkan semangat karya bermusik teman-temannya dengan ikut-ikutan menghujat. Perkembangan demi perkembangan dirasakan atmosfer industri musik dunia yang mulai bisa beradaptasi dengan zaman yang baru.

"Ada banyak orang yang memprediksi kejatuhan penjualan musik dan konsep album tidak lagi relevan sebagai produk ekonomi. Tapi, aku bukan salah satu dari mereka," tuturnya dalam sebuah wawancara seperti dikutip detikHOT, Kamis (10/7/2014).

"Harga sebuah album akan terus meningkat seiring dengan keteguhan hati musisi penciptanya. Pembajakan dan pembagian karya gratis lainnya (streaming, 'file sharing') akan menurun sejalan dengan uang yang dibayarkan untuk album-album itu," sambungnya lagi sekaligus mengkritisi tentang maraknya musisi yang kini membagikan single mereka secara gratis di situs resmi masing-masing.

Meski bukanlah yang paling senior, pelantun '22' itu sudah memahami secara baik bahwa musik adalah karya seni yang berharga. Jadi, tidak ada alasan yang membuat musik tidak dihargai alias gratis.

"Musik adalah seni, seni adalah penting dan langka. Hal-hal yang penting dan langka pasti punya nilai, itu pasti. Musisi dan label mereka suatu saat nanti harus bisa menentukan seberapa tinggi titik jual album mereka dan kenapa. Saya harap mereka tidak meremahkan diri sendiri, apalagi karya mereka," tegas solois dan aktris itu.

Gadis yang memulai kariernya di usia 14 tahun itu mencoba memberikan saran melalui caranya sendiri sebagai generasi saat ini. "Saya rasa mempererat hubungan dengan fans ke depannya dan terus memberikan mereka kejutan akan menjadi hal yang bagus. Ibarat hubungan cinta, saya percaya bahwa pasangan yang dapat hidup bersama selama puluhan tahun karena mereka mempunyai kejutan-kejutan," pungkas Taylor Swift.

(hap/ron)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads