Menurut Bimbim, Slank selalu bisa bertahan sampai saat ini karena selalu ingin membicarakan sesuatu mengenai kejadian yang terjadi di sekelilingnya.
"Karena Slank bukan hanya berkreasi, tapi berbicara tentang sesuatu. Tiap tahun memang selalu ada hal yang ingin kita sampaikan," ujar drummer Slank itu saat peluncuran album terbaru mereka di Teater Salihara, Jalan Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (31/10/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menjaga kebosanan itu yang paling sulit. Begitu Slank break, masing-masing personel sibuk sendiri, ada yang ke luar negeri, bisnis di luar musik. Tapi balik lagi karena rasa ingin berbicara tentang sesuatu yang buat Slank kreatif, berkarya, mencipta," lanjutnya.
Dalam peluncuran album terbarunya, 'Nggak Ada Matinya', dua pejabat negara Dahlan Iskan dan Mahfud MD juga menyempatkan diri untuk hadir. Baik Dahlan maupun Mahfud, turut memuji eksistensi Slank yang masih terus berjalan hingga hari ini.
"Yang buat umur Slank bisa panjang adalah karakter. Orang yang berkarakter tidak ada matinya, tapi para pengecut, pecundang, pencari angin itu gampang mati. Dan Slank tdk ada matinya pada relevansi, orientasi perlawanan terhadap yang lebih luas lagi," puji Mahfud MD.
"Mereka tahu apa yang jadi ciri khas Slank. Kalau Slank dihadang kanan, dia cari ke kiri. Mereka selalu tahu bahwa Slank ingin karyanya terkenal luas, jadi mereka cari cara agar karya Slank juga tersebar luas," tambah Dahlan Iskan juga.
Selama 30 tahun juga, sejak tahun 1983, Slank selalu menjaga pandangan utamanya yaitu beridiri di atas segala golongan. Simbol perdamaian ala Slank, 'Piss!' juga tak pernah lupa mereka teriakkan.
"Kita selalu bilang, Slank berdiri di atas semua golongan dan itu kita hormati penggemar kita. Penggemar kita kan dari banyak golongan. Nah kalau kita condong ke satu golongan itu artinya nggak fair sama penggemar," tutup Kaka.
Album 'Nggak Ada Matinya', jelas memperpanjang koleksi album grup pelantun 'Makan Gak Makan' itu menjadi 29 album.
(hap/mmu)