'Bulan di Pagar Bintang' Pagelaran Musik Melayu yang (Nyaris) Sempurna

'Bulan di Pagar Bintang' Pagelaran Musik Melayu yang (Nyaris) Sempurna

- detikHot
Kamis, 17 Jan 2013 06:55 WIB
Jakarta - Pagelaran musik Melayu yang sesungguhnya digelar di Stingray Club & Lounge, Hotel Crowne Plaza, Jakarta Selatan, Rabu (16/1/2013) malam. Bintang tamu jempolan, lagu-lagu Melayu terpopuler dan animo yang tinggi gugur karena satu kesalahan, listrik padam.

Konser bertajuk 'Bulan di Pagar Bintang' digarap Gita Cinta Production dihelat untuk mengenang karya para musisi Melayu seperti Husein Bawafi, M Mashabi. P Ramlee, Hadi Mahdami dan Said Effendi. Para musisi yang mengisi acara adalah L'Catraz Band, Sulis, Muchsin Alatas, Hamdan ATT, Mustafa Abdullah (Balasyik), Nizar Ali, Ema Lopez, Fahad Munif, Fuad Balfas dan Hendri Lamiri.

Sejak pukul 19.00 WIB lounge mulai dipenuhi penonton. Mereka tak sabar untuk segera menyaksikan rentetan lagu-lagu Melayu yang dibawakan para bintang. Hingga akhirnya band L'Catraz yang menjadi pengiring acara pun bersiap di atas panggung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fuad Balfas tampil membuka acara sejam kemudian dengan lagu 'Hanya Sebuah Bintang'. Fuad yang mengenakan setelan putih bernyanyi dengan gemilang.

Emma Lopez kemudian tampil memukau dengan lagu 'Fatwa Pujangga'. Kekuatan vokal Emma yang begitu fantastis membuat semua terpukau.

'Rentak 106' dibawakan Nizar Ali secara spontan. Lagu up beat itu langsung membuat suasana memanas. Penonton mulai turun ke lantai dansa. Dilanjutkan dengan lagu mellow 'Mantra Penggoda' oleh Mustafa Abdullah.

Hamdan Att membuat penonton semakin memanas dengan lagu 'Patah Kemudi' aksinya ikut diramaikan para penari Melayu. Muchsin Alatas tak ketinggalan menyanyikan 'Surga di Telapak Kaki Ibu'. Muchsin yang lupa-lupa ingat dengan lirik lagu tersebut membawa contekan ke atas panggung.

"Saya biasanya bernyanyi gambus, tapi kali ini saya coba Melayu," ujar Fahad Munif sembari memeluk gitar akustiknya. Aksi Fahad mendendangkan lagu 'Cinta Suci' benar-benar harus diacungi jempol. Ia mampu membuat semua penonton bergoyang.

Sulis tampil setelah itu membawa bandnya sendiri. Ia menyanyikan tiga lagu yaitu 'Seroja', 'Di Batas Masa' dan 'Bungong Jeumpa'. Tampak dalam barisan band pengiring Sulis musisi Hendri Lamiri dan basis band Padi, Rindra.

"Bangkitlah musik Melayu," teriak Sulis.

Meski para bintang tamu sudah hadir semua, pagelaran belum selesai. Masih banyak daftar lagu yang harus dipersembahkan mereka. Sulis sempat berduet dengan Fuad du lagu 'Tertinggal Jauh' dan Emma melafalkan lagu 'Dosa dan Siksa'.

Baru satu bait lagu dilantunkan listrik padam. Lampu mati dan musik tak lagi terdengar. Tak lama listrik pun kembali menyala dengan bantuan jenset. Tali ternyata jenset juga tak sanggup membuat sound system berfungsi dengan baik.

"Problem bukan hanya di ruangan ini tapi listrik se-Jakarta Selatan mati lampu. Insya Allah acara bisa lanjut dengan daya minimal. Kalau ingin Melayu bangkit kita selesaikan acara ini," ujar produser acara Geisz Chalifah di depan sekitar 100 penonton yang hadir.

Panitia berusaha menyelamatkan acara dengan berbagai cara. Seperti aksi spontan pemain rebana berlaga tanpa pengeras suara juga beberapa musisi yang naik panggung untuk bernyanyi dengan daya listrik seadanya.

Panitia tidak dengan tegas menyatakan konsee berhenti, mereka masih berusaha untuk melanjutkan acara. Padahal ternyata diketahui listrik padam gara-gara gardu listrik di kawasan Cililitan terbakar. Tentu akan butuh waktu lama untuk memperbaiki hal tersebut.

Para musisi yang tak gentar kembali mencoba membuat penonton bertahan. Sayangnya menjelang akhir konser tak lagi ber-Melayu ria. Hamdan ATT colong-colong pamer lagu barunya dan musisi lain malah menyanyikan lagu barat. Alhasil satu per satu penonton pun pulang. Lounge kosong ditinggal penonton sekitar hampir tengah malam.

Boleh dibilang pagelaran ini memang menarik dan unik. Para musisi pun memberi kemasan lagu dengan nuansa Latin dan Arabian yang dihiasi iringan gitar Turki. Acara pun sudah disusun dengan sesempurna mungkin sayangnya semua harus terhenti.

"Kalau memang harus berakhir, kita akan bikin lagi. Kita pasti bikin lagi dan para musisi pendukung siap kembali," tutur Geisz kepada detikHOT di penghujung malam.

(dee/hkm)

Hide Ads