Seperti untuk me-recycle lagu 'Kata Pujangga', Sonet2 butuh waktu panjang. Awalnya sang produser memberi tengat waktu hanya dua minggu, tapi Ridho menolaknya. Bagi Ridho, tak mungkin menggarap sebuah lagu yang sudah jadi dalam waktu singkat.
Tantangan terberatnya justru untuk membuat karya tersebut jadi lebih segar dan beda dari sebelumnya. Beda pun tak sekadar beda. Ridho benar-benar mencurahkan perhatian penuh pada proyek tersebut di tengah kesibukannya yang lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses mastering 'Kata Pujangga' pun dilakukan di Australia. Setelah beberapa revisi selesai, baru masuk dalam tahap syuting video klip dan merilis single tersebut.
Mungkin banyak orang yang menilai tentu saja mudah bagi Ridho untuk membawakan lagu sang ayah tercinta. Tapi ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan.
"Untuk bisa membawakan lagu Rhoma aja udah harus memiliki modal besar dari mulai kemampuan vokal, musikalitas. Jangan dibilang recycle itu gampang. Kalau cuma nyanyiin gampang, tapi kita diminta untuk mengubah identitas penyanyi," tuturnya.
"Saya kira masyarakat udah bisa menilai, mana yang benar-benar cuma mendompleng dan mana yang punya potensi. Nggak hanya pakai lagunya tapi bisa dilakukan dengan benar. Bisa sukses dari situ butuh proses panjang dan sulit dan menuai banyak komen," tambahnya.
Sampai sekarang jika ditanya lebih suka recycle atau buat lagu sendiri, Ridho memilih yang kedua. Hanya saja saat ini pria berusia 23 tahun tersebut belum dapat kesempatan lagi untuk merilis lagu ciptaannya sendiri.
(yla/mmu)