10 Tahun Perjalanan The Rain

Main Stage

10 Tahun Perjalanan The Rain

- detikHot
Rabu, 04 Jan 2012 13:27 WIB
Jakarta - Tak terasa sudah satu dekade band asal Yogyakarta The Rain menjadi bagian dalam industri musik Indonesia. Dalam 10 tahun, pahit manis perjalanan pun mereka alami.

Indra Prasta (vokal), Iwan Tanda (gitar), Ipul Bahri (bass) dan Aang Anggoro (drum) didampingi manajemen The Rain menyambangi kantor Detikcom di kawasan Jl Warung Jati Barat, Jakarta Selatan, Selasa (3/1/2012) sore. Kepada reporter Detikhot Yulia Dian mereka pun menceritakan perjalanan panjang The Rain 10 tahun belakangan. Mereka masih sama ramahnya seperti saat The Rain merilis album perdananya 'Hujan Kali Ini' pada 2003 silam.

Kita intip sedikit sejarah The Rain yuks. Awalnya Iwan membuat band No Rain pada 2000 bersama Indra dan tiga orang lainnya. Setahun berselang, ketiga orang tersebut gugur dan mereka bertemu Ipul juga Aang di Studio Alamanda, Yogyakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa kali manggung bersama, mereka sepakat memakai nama The Rain. Nama tersebut dipakai tepat pada 31 Desember 2001 ketika mereka manggung di Lembah UGM. Maka hingga kini tanggal tersebut dijadikan sebagai hari ulang tahun The Rain.

"Kenapa akhirnya Aang dan Ipul di antara sekian banyak musisi di Jogja kala itu ya mungkin karena jodoh. Kita seperti nggak di kasih pilihan lain selain teman-teman ini. Bukannya itu jodoh," ujar sang vokalis Indra.



Sebelum merilis album perdana, The Rain melempar single 'Dengar Bisikku' dan 'Coba Lupakan Kamu'. Ternyata lagu mereka mendapat sambutan yang baik. Hal itu menjadi semangat untuk The Rain mencari label ke Jakarta.

"Kita waktu itu tes pasar jual sendiri. Eh laku. Akhirnya bolak-balik ke Jakarta. Naik kereta bayar di atas. Bayangin aja 7 orang ke Jakarta naik kereta bayar Rp 170 ribu," kenang Indra seraya tertawa.

Akhirnya pencarian mereka berbuah manis, The Rain dilamar label Prosound dan dirilislah album 'Hujan Kali Ini'. Lalu berlanjut ke album 'Senandung Kala Hujan' pada 2005. Kemudian album 'Serenade' pada 2007.

Kontrak habis, The Rain akhirnya bernaung di Nagaswara Records dan mengeluarkan album 'Perjalanan Tak Tergantikan' pada 2009. Februari mendatang, album kelima mereka 'Jingga Senja dan Deru Hujan' akan menyusul.

Jatuh bangun dirasakan The Rain dalam perjalanannya. Terutama pada 2008 ketika mereka tidak lagi bernaung dalam label dan ditinggal kabur manajernya dengan menyisakan masalah.

"Kita nggak punya label dan manajer dalam waktu bersamaan. Saat The Rain nggak bisa menghidupi kita, ya kita yang menghidupi The Rain. Selalu ada jalan selama kita bersama," tutur Indra.



"Kita sempat jarang ketemu. Tapi itu cuma beberapa bulan. Walau nggak ada label, ya kita mikir indie juga nggak apa-apa," jelas Aang.

Lalu duka apa saja yang pernah mereka rasakan?

"Manggung naik bis, duit dibawa kabur manajer, main nggak dibayar, manggung di luar kota nggak dijemput nanya-nanya sama orang jalan ke tempat konser, sampai hotel ternyata belum di-booking. Banyaklah, tapi itu proses pendewasaan kita," kisah Indra.

Tak dipungkiri mereka, penggemar yang paling menjadi penyemangat. Melihat begitu banyak orang yang mencintai karya The Rain membuat tak ada kata untuk menyerah. The Rain pun bertahan hingga satu dekade mereka lewati. Selamat ulang tahun The Rain.


(yla/yla)

Hide Ads