Piyu dan Filosofinya dalam Bermain Gitar

Main Stage

Piyu dan Filosofinya dalam Bermain Gitar

- detikHot
Rabu, 07 Sep 2011 17:25 WIB
Jakarta - Nama Satrio Yudi Wahono atau yang lebih dikenal sebagai Piyu dikenal publik sebagai salah satu gitaris papan atas Indonesia. Apa gitar pertama yang dimiliki Piyu? Di bagian ini, ia juga akan menjelaskan filosofinya dalam membuat melodi gitar untuk sebuah lagu.

Piyu mulai belajar mendalami instrumen gitar saat dirinya duduk di kelas dua Sekolah Menengah Pertama. Piyu yang ketika itu berumur 13 tahun, jatuh cinta dengan alat musik petik tersebut ketika melihat gitar elektrik Gibson bertipe double neck milik kakak dari teman satu band-nya.

Pria yang mengidolakan gitaris Led Zeppelin, Jimmy Page itu pun mulai suka melihat buku kord-kord gitar milik kakaknya. Dari sang kakak pula Piyu mendapatkan gitar pertamanya.

"Gitar pertama dibelikan kakak saya seharga Rp 295 ribu. Itu belinya di Surabaya," kenangnya saat berbincang dengan detikhot.

Piyu kemudian memodifikasi sedemikian rupa gitar Yamaha miliknya itu untuk mendapatkan karakter suara yang seperti ia inginkan. Gitar tersebut pun menjadi teman setia Piyu selama meniti karier di Jakarta sebagai musisi.



Perjuangan Piyu untuk menggapai cita-citanya juga tidak mudah. Ia membeli gitar pertamanya dari hasil keringat sendiri bermerek Gibson Les Paul saat bekerja sebagai crew band. Gitar itu juga yang menjadi favorit Piyu, dan dipakai untuk rekaman album pertama Padi.

Hingga saat ini, Piyu telah mengoleksi sebanyak 40 buah gitar yang disimpannya dengan rapi di apartemen bersama koleksi buku-bukunya. Dari sekian banyak gitarnya itu, ia merasa paling cocok dengan karakteristik dan sound gitar Gibson Les Paul.

Dalam membuat melodi gitar untuk sebuah lagu, Piyu memiliki filosofi sendiri. Seperti yang ia tuangkan dalam buku biografinya, melodi gitar harus bisa disenandungkan dan diingat selalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gitaris kelahiran 15 Juli 1973 itu pun berusaha mencari nada-nada dari gitar yang memiliki 'hook' layaknya ia mengomposisi sebuah lagu. Bagian interlude atau intro disebutnya sebagai pendekatan terhadap lagu itu sendiri.



Setelah menemukan nada-nada yang pas di benaknya, barulah Piyu mengaplikasikannya dengan mengombinasikan beberapa teknik-teknik permainan di atas fret gitar.

Di usianya yang sudah hampir berkepala empat, Piyu masih memiliki mimpi-mimpi lain sebagai seorang musisi. Jadi, jangan pernah tanyakan kepadanya kapan akan pensiun dari dunia musik.

"Saya tidak memiliki batasan dalam berkarya. Karena sebagai manusia saya selalu punya ambisi, saya adalah lelaki dengan seribu mimpi," tandasnya.


(ich/ast)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads