Jika didengar sekilas, musik mereka berada di antara Yovie & Nuno dan RAN. Nuansa ceria disajikan dengan tampilan Gruvi yang warna-warni. Mereka kemudian merilis album perdana yang bertajuk 'Gruvi' pada 2009.
"Kita memang mengambil musik era 90-an dan nuansa ceria. Makna Gruvi sendiri kan yang seru-seru, senang-senang. Dibilang mirip Yovie & Nuno dan RAN yang memang di antara mereka, karena kita munculnya juga hampir bareng. Yang jelas musik-musik Kahitna tidak pernah kita lupa," ujar Ari ketika bertandang ke kantor detikhot baru-baru ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu nggak sengaja. Kita juga nggak pengen. Yang pertama (Bibus) memutuskan untuk tidak di Gruvi lagi dan yang kedua (Yudhistira) tidak ingin bermusik lagi. Akhirnya kita juga memutuskan untuk bertiga saja dulu," jelas Ari.
Gruvi yang kini digawangi Ari (vokal, gitar), Tendra (bass/gitar) dan Dery (drum, perkusi) itu pun mengaku apa yang terjadi pada band menjadi proses pendewasaan. Secara pribadi juga musik Gruvi. Dengan berkurangnya personel Gruvi, musik mereka jelas berubah. Tapi tetap ceria dan menyenangkan seperti mereka biasa dikenal.
"Untuk album ini kita bikin 16 lagu akhirnya jadi 9 lagu yang dicantumin. Rekaman selama 4 bulan dan proses pemilihan dengan label itu yang cukup memakan banyak waktu," ungkap Dery.
Berkurangnya personel Gruvi membuat isu band tersebut bubar beredar di masyarakat. Hal tersebut jelas dibantah mereka. Mereka yakin akan terus di hati pecinta musik selamanya.
"Yang pasti Gruvi masih ada dan sekarang punya album ketiga. Perjalanan kita masih jauh. Pelan-pelan Gruvi akan bikin orang nyaman dan terus mendengarkan Gruvi," tutur Tendra.
(yla/mmu)