Adegan di Malam Pertama Pernikahan Sansa Stark Picu Kontroversi

Game of Thrones Musim 5 Episode 6

Adegan di Malam Pertama Pernikahan Sansa Stark Picu Kontroversi

Adhie Ichsan - detikHot
Rabu, 20 Mei 2015 15:32 WIB
Jakarta - Sejak langkah pertama menuju kediaman Bolton, Sansa Stark (Sophie Turner) sudah tahu risiko yang akan dia tanggung. Tapi, Sansa baru benar-benar merasakan berada di tangan 'monster' saat malam pernikahannya bersama Ramsay Bolton (Iwan Rheon). Adegan ini memicu kontroversi di kalangan penggemar.

(Peringatan Spoiler!) Usai dinikahi Ramsay, Sansa berusaha mengikuti permainan sambil menunggu untuk sesuatu yang lebih besar, membalas kematian keluarganya atas pengkhianatan Roose Bolton, ayah Ramsay. Tapi di malam pertama, Sansa baru menyadari bahwa Ramsay adalah lelaki yang benar-benar psycho.

Saat malam pertama, Ramsay menyuruh Reek/Theon Greyjoy (Alfie Allen) menyaksikan dia mengambil keperawanan Sansa secara kasar. Beberapa kritikus dan penggemar menganggap adegan itu terlalu berlebihan. Ada juga yang mengatakan jalan cerita cukup berbeda dengan versi buku karya George R.R. Martin.

Mengenai adegan tersebut, Sophie Turner berkomentar, "Aku bersumpah, acara ini, setelah musim pertama ketka penonton benci dengan Sansa, Showrunners (David Benioff dan Dan Weiss) mungkin seperti, 'Ok, mari semaksimal mungkin kita buat dia paling menderita, karakter yang paling sering dimanipulasi!" kata Sophie kepada EW.

Ketika membaca adegan itu di skenario, Sophie mengaku menyukainya. Ia merasa adegan itu perlu untuk memperlihatkan kepada Sansa seberapa 'sakitnya' Ramsay, pria yang kini jadi suaminya.

Baca Juga: Pembunuh Superman dari Krypton Muncul di 'Batman v Superman: Dawn of Justice'?

"Itu sangat kacau. Itu juga menakutkan untukku. Aku membuat (produser Bryan Cogman) merasa bersalah karena menulis adegan itu: "Aku tak percaya kamu melakukan itu kepadaku!" Tetapi diam-diam aku menyukainya," lanjut aktris Inggris berusia 19 tahun itu.

Sejak awal 'Game of Thrones' dimulai, penonton sebenarnya sudah disuguhkan adegan yang tak biasa. Kepala yang dipenggal, usus yang terburai karena pertarungan, dan sebagainya. Serial HBO ini merupakan acara yang sangat menarik dengan banyak lapisan cerita, twist, dan intrik. Tetapi juga memiliki sisi gelap yang disesuaikan dengan keadaan saat itu.

Mengenai kontroversi yang terjadi, penulis buku 'Game of Thrones' George R.R. Martin juga mengungkapkan pendapatnya. Menurut George, cerita dalam buku dan serial TV memiliki cara masing-masing untuk menyampaikan kisahnya, tetapi bermuara di tempat yang sama.

"Ada beberapa perbedaan antara versi novel dan televisi sejak episode pertama di musim pertama. Dan selama itu, aku sudah berbicara mengenai butterfly effect. Perubahan kecil menuju perubahan yang lebih besar dan menuju perubahan yang sangat besar. HBO (mengerjakan) lebih dari 40 jam ke tugas yang mustahil dalam mengadaptasi cerita novel yang sangat panjang dan sangat kompleks, dengan lapisan plot dan subplot, twist dan kontradiksi, pergeseran sudut pandang dan ambiguitas, serta ratusan cast," katanya dalam komentar yang ia tulis di Livejournal.

"Kami berharap pembaca dan penonton sama-sama menikmati perjalanannya. Terkadang, kupu-kupu berubah menjadi naga," tambahnya.

(Adhie Ichsan/Is Mujiarso)

Hide Ads