Film Vina: Sebelum 7 Hari berhasil mencatatkan 335.812 penonton pada hari pertama penayangannya, memberikan harapan baru dalam kasus yang masih menyisakan tanda tanya sejak 2016 di Cirebon.
Menurut Dheeraj Kalwani, CEO dan Produser Dee Company, film ini memiliki peran penting dalam mengingatkan masyarakat akan kasus tersebut.
"Salah satu alasan kami membuat film ini adalah agar kasus ini tetap diperbincangkan. Kami berharap agar penegakan hukum bisa lebih tegas setelah melihat respons positif dari masyarakat terhadap film ini," katanya.
Pencapaian jumlah penonton pada hari pertama ini bahkan masuk dalam daftar sejarah sebagai salah satu film dengan pembukaan terbaik sepanjang masa di Indonesia.
"Angka ini mencerminkan dukungan besar dari masyarakat untuk Vina. Film ini tidak hanya menggambarkan kekerasan visual, tetapi juga menyajikan banyak pesan moral yang penting bagi penonton," tambahnya.
Film Vina: Sebelum 7 Hari mengisahkan tentang tragedi kematian Vina yang ditemukan di jalan layang Cirebon dalam kecelakaan motor tunggal. Meski polisi menyimpulkan sebagai kecelakaan, sang nenek Vina (diperankan oleh Lydia Kandou) merasa curiga atas kondisi tubuh cucunya yang terluka parah.
Sutradara Anggy Umbara menegaskan bahwa film ini ingin menggambarkan keadilan yang masih kurang dijalankan di Indonesia.
"Hukum di Indonesia belum berjalan dengan baik. Melalui film ini, kami ingin membangun kesadaran akan pentingnya penegakan hukum yang adil bagi semua orang," ujarnya.
"Semoga film ini dapat membantu memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya menghormati hak asasi manusia dan memberikan dukungan untuk menegakkan keadilan. Kita berharap agar kasus seperti ini tidak terulang lagi di masa depan," tambahnya dengan harap.
Simak Video "Tuding Film 'Vina' Bikin Gaduh, Asosiasi Lawyer Ngadu Ke Bareskrim"
(dar/dar)