.webp)
Ia mengatakan betapa ricuhnya keadaan di lokasi syuting karena sang sutradara Steven Spielberg melakukan pendekatan berbeda dalam film itu. Ia ingin seolah-olah itu adalah sebuah dokumenter dan membuatnya menjadi terlihat senyata mungkin.
Keinginan ini ternyata yang membuat sulit para pemain dan kru, sebagaimana yang diungkapkan oleh Paul Giamatti yang berperan sebagai Sersan Hill.
Syuting seolah menjadi tak terstruktur sama sekali dan ia pun tak tahu kamera mana saja yang mengambil adegannya karena begitu banyak kameramen yang bergerak di sekeliling mereka.
"Saya telah melakukan (film) perang lainnya, tapi tak ada inovasi seperti yang dilakukan (Steven Spielberg) dalam film itu. Saya tidak tahu berapa banyak operator Steadicam yang beroperasi saat take. Itu tidak terlalu terstruktur. Itu sangat longgar sehingga orang-orang berlarian mengambil apa pun yang mereka bisa seperti film dokumenter. Jadi mereka semua terjatuh dan saling bertabrakan. Dia tidak ingin hal itu terkoordinasi. Itu adalah hal yang organik. Anda tidak meng-cut, berhenti, dan mengatur ulang," ungkapnya.
Ia pun ingat betul kondisi medan yang cukup berat saat itu. Lumpur membuat mereka kerap terjatuh saat beradegan. Tak hanya itu, bahkan Paul tak tahu bagaimana dan apa yang harus dikatakan olehnya karena nyaris tak ada naskah untuk karakternya tersebut.
"Saya kira saya terjatuh karena sangat licin dan berlumpur. Semua orang terjatuh sepanjang waktu. Dia akan datang dan memberi kami skenario dan beberapa dialog. Sebenarnya tidak ada... tidak ada bagiannya kok. Itu sangat, sangat dibuat sebagai sketsa. Saya tidak benar-benar memiliki karakter," paparnya.
Saving Private Ryan bercerita tentang Perang Dunia ke-2 pada 1944 dan berlokasi di Perancis. Sekelompok tentara yang dipimpin oleh Kapten John Miller (Tom Hanks) berusaha untuk mencari keberadaan prajurit James Francis Ryan (Matt Damon).
Film tersebut menjadi salah satu film perang terbaik dan ikonik di sepanjang masa. Pendekatan begitu nyata yang digunakan oleh Steven Spielberg pun membuat para veteran perang mengalami PTSD saat menyaksikan film tersebut.
(ass/wes)
