Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa Ajak Penonton Peduli dengan Isu Pelecehan Seksual

Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa Ajak Penonton Peduli dengan Isu Pelecehan Seksual

Tia Agnes Astuti - detikHot
Minggu, 29 Okt 2023 12:04 WIB
Press conference film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa.
Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa. Tia Agnes/detikHOT
Jakarta - Tuhan, Izinkan Aku Berdosa yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo menjadi film pembuka dari Jakarta Film Week 2023. Ada banyak cerita dari proses kreatif pembuatan filmnya yang mengangkat berbagai isu sensitif di dalamnya.

Hanung Bramantyo mengatakan salah satu isu di dalam film ini adalah mengangkat isu pelecehan seksual yang ada di lingkungan keagamaan.

"Menurut saya, film ini nggak akan ada kalau situasi keagamaan kita nggak seperti saat ini. Pelecehan di lingkungan keagamaan, mereka yang memakai topeng agama, yang salah bukan agama tapi orang yang pengecut dan penakut," katanya saat ditemui di Jakarta Film Week.

Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa, lanjut Hanung, dibuatnya sebagai bentuk kekecewaan dan kesedihan yang dialaminya.

"Sekarang terbesit lagi seteLah kasus-kasus yang terjadi di pesantren atau kelompok pengajian, ini bukan merujuk ke agama tapi ke kelompok tertentu," tambahnya lagi.

Tuhan, Izinkan Aku Berdosa merupakan film yang diadaptasi dari novel karya Muhidin M Dahlan dari judul Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! yang diterbitkan pada 2003.

Menurut cerita Hanung, ia sudah membaca bukunya di tahun tersebut. Dia tahu cerita yang diadaptasinya itu memang menuai pro dan kontra.

"Penulisnya juga satu payung dengan saya di Muhammadiyah. Tahun itu juga sangat keras ya, di masa pemerintahan saat itu. Kelompok yang mengatasnamakan sebuah tempat bisa dibubarkan," katanya lagi.

"Saya juga takut menonton film saya, ya menurut saya film ini tidak akan ada kalau situasi kegamaan kita nggak seperti saat ini," sambungnya.

Setelah melalui proses panjang sejak awal pandemi, Hanung akhirnya membuat judul yang agak berbeda dari karya aslinya. Pemilihan judul dinilainya sedikit 'tricky'.

"Kenapa akhirnya memilih judul ini, kita mengadaptasi novel bukan memfilmkan novel. Karena hanya adaptasi, saya merasa nggak adil menggunakan judul yang plek-plekan. Ini kan novelnya bestseller dan diapresiasi, tapi film saya ini kan belum. Kalau judulnya sama, plek banget, saya merasa nggak adil saja," tukasnya.

Film ini menceritakan tentang kisah Nadya Kirani, seorang anggota Rohis atau kelompok kajian Al-Qur'an di kampusnya. Ia percaya bahwa sistem demokrasi berperan besar dalam kehancuran dunia, termasuk di Indonesia.

Bersama organisasi Islam Dardariyah, Nadya berjuang untuk berdakwah mengenai sistem Khilafah yang dianggap ideal dan sesuai dengan syariat Islam. Namun, keputusannya mengikuti organisasi ini membuat Nadya memilih jalan yang berbeda.

Karakter-karakter di film ini dibintangi oleh Aghniny Haque sebagai Kirani, Donny Damara sebagai Tomo, Djenar Maesa Ayu sebagai Ami, Andri Mashadi sebagai Da'rul, Samo Rafael sebagai Hudan, dan Nugie sebagai Alim Suganda


(ass/ass)

Hide Ads