Sosok Valak berhasil menjadi hantu ikonik hingga saat ini usai menebar teror di 2016 lewat film The Conjuring 2. Beragam merchandise dari karakter tersebut pun dijual dan laris manis.
Namun hal tersebut justru menjadi polemik baru-baru ini setelah pemeran Valak, Bonnie Aarons, menuntut Warner Bros selaku studio penggarap film itu dan merchandise nya, karena dianggap telah menutupi hasil penjualan aksesoris tersebut.
Tuntutan tersebut dilayangkan pada Selasa (15/8) di pengadilan Los Angeles terhadap Warner Bros, New Line Cinema, Scope Productions.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebutkan jika dirinya hanya dibayar dengan jumlah yang tak berubah untuk kompensasi yakni sebesar USD 71,500 atau senilai Rp 1,09 miliar untuk penampilannya di The Nun.
Bonnie mendapatkan bonus sejumlah Rp 2,6 miliar karena film itu sudah berhasil menjadi box office dan meraup pendapatan mencapai Rp 5,5 triliun dari biaya produksi sebesar Rp 366 miliar.
Bonnie Aarons pun menjelaskan dalam tuntutannya ada klausul dalam kontrak di mana ia akan mendapatkan komisi dari penjualan merchandise dari karakter yang dimainkannya itu.
Apalagi karakter Valak itu dibuat berdasarkan bentuk wajahnya dan tanpa make up prostetik atau pun CGI. Sehingga ada peran penting dari Bonnie Aarons terhadap karakter tersebut.
Menurut teks perjanjian yang dikutip dalam pengaduan, Aarons dijanjikan bagian 5% dari 50% dari penerimaan bruto dari lisensi hak dagang. Gugatan tersebut mengklaim barang dagangan yang relevan termasuk mainan, boneka, dekorasi, pin, perhiasan, T-shirt, kaus kaki, tempat tidur, kostum, perlengkapan minum, dan poster semuanya menggunakan kemiripan wajah Nyonya Aarons.
Baca juga: The Nun 2 Tayang di Hari Keramat Tahun Depan |
"Keluhan Aarons mengklaim bahwa, antara 2019 dan 2022, Warner Bros mengirimkan pernyataan tertulisnya yang menunjukkan bagian pendapatannya yang menurutnya tidak konsisten dengan aktivitas merchandising yang ekstensif untuk karakternya. Ketika diminta untuk menguraikan angka-angka tersebut, studio mengirimkan spreadsheet yang berisi item baris yang hanya sesuai dengan sebagian kecil dari lisensi yang diketahui," klaimnya.
"Alih-alih menghitung dan membayar secara transparan, Warner Bros mengaburkan dan menyembunyikan jumlah sebenarnya dari bagian sah dari pendapatan merchandise Nyonya Aarons, sambil terus mengeksploitasinya," pungkasnya.
(ass/pus)