Nama Martin Scorsese menjadi salah satu legenda hidup dalam sejarah perfilman dunia dan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap sineas-sineas hingga saat ini. Beberapa sutradara ternama saat ini pun tak segan mengucapkan namanya sebagai sosok panutan dalam berkarya.
Kecintaan Martin Scorsese pada dunia seni peran memang sudah tumbuh sejak ia masih muda. Lebih dari separuh hidupnya pun dihabiskan dalam beragam hal yang berhubungan dengan seni peran.
Sebelum ia menjadi maestro di sinema Amerika, Martin Scorsese merupakan bocah New York yang mencoba untuk terlibat di dalam industri hiburan. Pintu pertamanya didapat setelah ia membuat film indie bertajuk Who's That Knocking at My Door pada 1967 bersama dengan Thelma Schoonmaker dan Michael Wadleigh. Keduanya pun mengajak ia saat menggarap dokumenter festival musik Woodstock pada 1970.
Kala itu Scorsese bekerja sebagai asisten sutradara Michael Wadleigh dan juga salah satu editor Thelma bersama dengan lima orang lainnya menggarap film yang kemudian menjadi dokumenter festival musik terbaik hingga saat ini.
Scorsese berusia 27 tahun kala itu dan masih berambisi untuk bisa menjadi sutradara, ia pun sangat senang begitu diajak terlibat dalam proyek tersebut. Thelma pun mengingatnya sebagai sosok bocah Itali yang berpakaian rapi, rajin dan kerap bertingkah lucu.
Dalam sebuah artikel tentang Woodstock dan tanya-jawab bersama Thelma Schoonmaker, ia menceritakan salah satu kisah lucu dari Martin Scorsese di mana ia sempat berteriak karena terkejut tendanya di festival itu rubuh.
"Ia berteriak semalaman agar ada orang yang membantunya. Kami semua hanya tertawa melihatnya. Ia belum menjadi Martin Scorsese (seperti saat ini), ia hanyalah seorang bocah dari Little Italy," tutur salah seorang kru bernama Hart Perry.
Mereka pun memakai puluhan kamera untuk mengabadikan beragam momen di festival musik itu dan menghasilkan footage selama 120 jam. Bahkan Scorsese mengatakan jika mereka membawa film sepanjang 50 mil kala itu.
Proses editing pun berjalan cukup alot hingga Scorsese dan editor lainnya menggunakan teknik split screen agar para penonton bisa menyaksikan beberapa sudut dari penampilan di sana. Dan hal itu pun menjadi trend hingga akhirnya digunakan pada film Carrie (1976) dan The Andromeda Strain (1971).
Baca juga: Christopher Nolan Si Penghancur IMAX |
Hasilnya film itu pun berhasil masuk dalam beberapa nominasi Oscar 1970 seperti Best Film Editing, Best Sound dan Best Documentary Feature. Mereka baru berhasil membawa pulang piala pada nominasi terakhir.
Film itu pun meraup sukses besar secara komersil dengan pendapatan hingga 50 juta USD sementara hanya menghabiskan biaya produksi sebesar 600 ribu USD serta menjadi salah satu film paling laris di tahun tersebut.
Dampak lainnya pada proyek ini adalah lahirnya duo paling fenomenal di industri film yakni Martin Scorsese dan Thelma Schoonmaker selama lima dekade dan puluhan film yang sudah dihasilkan oleh mereka dengan formasi berbeda yakni Scorsese yang menjadi sutradara dan Schoonmaker yang tetap sebagai editor.
Simak Video "Video: Perdana, Film Dokumenter Beatles '64 Tayang di New York"
(ass/ass)