Perkembangan industri perfilman Indonesia dalam beberapa tahun terakhir meningkat dengan cukup pesat. Bukan hanya dari segi karya saja, namun juga pasar yang bertumbuh dan jauh lebih konsumtif dibandingkan sebelum-sebelumnya.
Hal ini juga mempengaruhi beberapa elemen di dalamnya salah satunya adalah Festival Film Indonesia. Ketua Dewan Juri FFI 2022, Garin Nugroho, pun menyebutkan jika pada tahun ini banyak hal menarik yang terjadi di industri. Keragaman dari produk-produk tersebut membuat lahirnya penonton yang lebih konsumtif.
Salah satu fenomena yang paling nyata adalah perubahan pada film bergenre horor yang dulu jarang sekali ditemukan di dalam nominasi ajang tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun ini paling menyenangkan dan seru, karena anda akan lihat di nominasi terjadi keberagaman apa yang disebut jenis dan genre film. Ada yang bersumber dari karya sastra, ada yang bersumber dari geografi dan juga yang paling menarik yakni horor yang selalu disepelekan sebagai genre kelas dua yang kini menjadi dominasi yang muncul di dalam festival film Indonesia," ujarnya di acara konferensi pers FFI 2022.
Sutradara Kucumbu Tubuh Indahku itu pun sempat mengulas sedikit soal dinamika yang terjadi di perfilman Indonesia. Baginya sudah tak ada lagi batasan-batasan atau pembagian kelas dari penikmat seni, khususnya film seperti yang ada sebelumnya. Kini hampir semua orang lebih terbuka untuk 'mencicipi' film yang dianggapnya baru hingga melahirkan keragaman karya dan cara bertutur masing-masing sineas.
Fenomena ini pun direspon oleh FFI dengan memasukan film yang tak hanya berkualitas tapi juga komersil di daftar nominasinya tersebut.
"Yang paling unik sepanjang sejarah FFI itu film populer pencapaian unsur-unsurnya tak berkualitas, rata-rata. sehingga film populer yang jarang yang masuk nominasi. Sehingga pada era itu kemudian yang mendominasi nominasi selalu film kelas 1 dan sutradara kelas 1 saja. Horor jarang karena dia ada di kelas 2, tapi kalau Anda lihat di nominasi sekarang film seperti KKN dan sebagainya yang jumlah penontonnya Anda sudah pasti tahu itu masuk nominasi dan menjadi bahan diskusi," terangnya.
Baca juga: Bioskop China Lesu, Indonesia Berjaya |
Perkembangan ini pun tak lepas dari andil layanan OTT yang disebutnya menjadi perpustakaan baru di dunia film. Kemudahan dalam mengakses beragam jenis film membuat lahirnya generasi yang lebih toleran dan memberikan efek domino bagi generasi lainnya untuk lebih mengeksplorasi.
Arus positif ini pun diharapkan bisa terus berjalan dan beriringan dengan elemen-elemen lainnya di ekosistem seni Indonesia untuk menghadirkan industri yang tak hanya besar secara komersial saja melainkan juga secara keberagaman karya dan budaya.
Berikut Daftar Nominasi Piala Citra FFI 2022:
Film Cerita Panjang Terbaik
- Autobiography (Produksi: KawanKawan Media, Produser: Yulia Evina Bhara)
- Before, Now & Then (Nana) (Produksi:Fourcolours Films, Produser: Ifa Isfansyah, Gita Fara)
- Mencuri Raden Saleh (Produksi: Visinema Pictures, Produser: Cristian Imanuell)
- Ngeri Ngeri Sedap (Produksi: Imajinari, Produser: Dipa Andika)
- Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (Produksi: Palari Films, Produser: Meiske Taurisia, Muhammad Zaidy).
Pemeran Utama Perempuan Terbaik
- Happy Salma (Before, Now & Then (Nana))
- Ladya Cheryl (Seperti Dendam, Harus Dibayar Tuntas)
- Marsha Timothy (Noktah Merah Perkawinan)
- Maudy Koesnaedi (Losmen Bu Broto)
- Tika Panggabean (Ngeri Ngeri Sedap)
Pemeran Utama Pria Terbaik
- Bio One (Srimulat: Hil Yang Mustahal - Babak Pertama)
- Kevin Ardilova (Autobiography)
- Marthino Lio (Seperti Dendam, Harus Dibayar Tuntas)
- Oka Antara (Noktah Merah Perkawinan)
- Vino G Bastian (Miracle In Cell No 7)
Sutradara Terbaik
- Angga Dwimas Sasongko (Mencuri Raden Saleh)
- Bene Dion Rajagukguk (Ngeri Ngeri Sedap)
- Edwin (Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar)
- Kamila Andini (Before, Now & Then (Nana))
- Makbul Mubarak (Autobiography)
Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik
- Laura Basuki (Before, Now & Then (Nana))
- Maudy Ayunda (Losmen Bu Broto)
- Putri Marino (Losmen Bu Broto)
- Ratu Felisha (Seperti Dendam, Harus Dibayar Tuntas)
- Sheila Dara (Noktah Merah Perkawinan)
Pemeran Pendukung Pria Terbaik
- Arswendy Bening Swara (Autobiography)
- Elang El Gibran (Srimulat: Hil Yang Mustahal - Babak Pertama)
- Reza Rahadian (Seperti Dendam, Harus Dibayar Tuntas)
- Rukman Rosadi (Inang)
- Slamet Rahardjo Djarot (Cinta Pertama, Kedua & Ketiga)
Penulis Skenario Asli Terbaik
- Bene Dion Rajagukguk (Ngeri-Ngeri Sedap)
- Gina S. Noer (Cinta Pertama, Kedua & Ketiga)
- Husein M. Atmodjo, Angga Dwimas Sansongko (Mencuri Raden Saleh)
- Makbul Mubarak (Autobiography)
- Rahabi Mandra, Aldo Swastia (Kadet 1947)
Penulis Skenario Adaptasi Terbaik
- Alim Sudio (Losmen Bu Broto)
- Alim Sudio (Miracle in Cell No. 7)
- Edwin, Eka Kurniawan (Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas)
- Kamili Andini, Ahda Imran (Before, Now & Then (Nana))
- Titien Wattimena, Sabrina Rochelle Kalangie (Noktah Merah Perkawinan)
Pengarah Sinematografi Terbaik
- Bagoes Tresna Adji (Mencuri Raden Saleh)
- Batara Goempar, I. C. S (Before, Now & Then (Nana))
- Batara Goempar, I. C. S (Kadet 1947)
- Faisal Tanjung, I. C. S (Pengabdi Setan 2: Communion)
- Muhammad Firdaus - (Losmen Bu Broto)
Pengarah Artistik Terbaik
- Allan Sebastian (Pengabdi Setan 2: Communion)
- Eros Eflin (Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas)
- Frans X. R. Paat (Kadet 1947)
- Vida Sylvia (Before, Now & Then (Nana))
- Yusuf Kaisuku (Mencuri Raden Saleh)
Penata Efek Visual Terbaik
- Abby Eldipie (Pengabdi Setan 2: Communion)
- After Lab (Mencuri Raden Saleh)
- Harris Reggy (KKN Di Desa Penari)
- Lumine Studio (Satria Dewa: Gatotkaca)
- Satrya Mahardhika (Kadet 1947)
Penyunting Gambar Terbaik
- Akhmad Fesdi Anggoro (Before, Now & Then (Nana))
- Dinda Amanda (Pengabdi Setan 2: Communion)
- Hendra Adhi Susanto (Mencuri Raden Saleh)
- Sentot Sahid (Miracle in Cell No. 7)
- Wawan I. Wibowo (Inang)
Penata Suara Terbaik
- Aufa R. Ariaputra, Satrio Budiono (Mencuri Raden Saleh)
- L.H. Aim Adinegara, Hadrianus Eko (Autobiography)
- Mohamad Ikhsan, Anhar Moha (Pengabdi Setan 2: Communion)
- Satrio Budiono, Jantra Suryaman (Kadet 1947)
- Wahyu Tri Purnomo, Syaf Fadrulsyah (Miracle in Cell No. 7)
Penata Musik Terbaik
- Abbel Hurray (Mencuri Raden Saleh)
- Aghi Narottama, Bemby Gusti, Tony Merle (Pengabdi Setan 2: Communion)
- Dave Lumenta (Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas)
- Ricky Lionardi (Before, Now & Then (Nana))
- Viky Sianipar Inc. (Ngeri-Ngeri Sedap)
Pencipta Lagu Tema Terbaik
- Ananda Badudu, Dave Lumente & Rubina (Bangun, Bajingan) - Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
- Maudy Ayunda (Semakin Jauh) - Losmen Bu Broto
- Mikha Angelo (Pulang) - Losmen Bu Broto
- Monty Tiwa (Melangkah) - Backstage
- Sal Priadi (Menyusul) - Autobiography
Penata Busana Terbaik
- Angela Suri Nasution (Srimulat: Hil Yang Mustahal - Babak Pertama)
- Gemailla Gea Gerantiana (Kadet 1947)
- Gemailla Gea Gerantiana (Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas)
- Hagai Pakan (Losmen Bu Broto)
- Retno Ratih Damayanti (Before, Now & Then (Nana))
Penata Rias Terbaik
- Cherry Wirawan (Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas)
- Darwyn Tse (Pengabdi Setan 2: Communion)
- Eba Sheba (Before, Now & Then (Nana))
- Eba Sheba (Kadet 1947)
- Jerry Oktavianus (Srimulat: Hil Yang Mustahal - Babak Pertama)
Film Animasi Pendek Terbaik
- Blackout (Sutradara dan Produser: Faiz Azhar)
- Desa Timun Bola (Sutradara dan Produser: Daud Nugraha)
- Jambrong & Gondrong (Sutradara: Monica Wijaya, Produser: Dermawan Syamsuddin)
- Nusa Antara (The Archipelago) (Sutradara: Azalia Muchransyah, Firman Widyasmara; Produser: Firman Widyasmara)
- Wira Sang Pendekar Cilik (Sutradara dan Produser: Maulana Layar Nurhakiki)
Film Cerita Pendek Terbaik
- Basiyat: Bathe My Corpse with Wine (Sutradara: Ahmad Faiz, Produser: Imam Syafi'i)
- Culas (Sutradara: Sabrina Rochelle Kalangie, Produser: Ridla An-Nuur, Nurita Anandia W)
- Dancing Colors (Sutradara: M. Reza Fahriansyah, Produser: Said Nurhidayat)
- Membicarakan Kejujuran Diana (Sutradara: Angkasa Ramadhan, Produser: Rien Al-Anshari, Linda Ochy)
- Pasukan Semut (Sutradara: Haris Supiandi, Produser: Pawadi)
- The Scent of Rat Carcasses (Sutradara: Dharma Putra Purna Nugraha, Produser: Yuh Rohana Meliala)
Film Dokumenter Panjang Terbaik
- Atas Nama Daun (Sutradara: Mahatma Putra, Produser: Anggita Panji Nayantaka, Dominique Renee Makalew)
- Ininnawa: An Island Calling (Sutradara: Arfan Sabran, Produser: Nick Calpakdjlan, Mark Olsen)
- Mencari Ibu (Sutradara dan Produser: Dwiki Marta, Ayomi Amindoni)
- Roda-Roda Nada (Sutradara: Yuda Kurniawan, Produser: Yuda Kurniawan, Misya Latief)
- Segudang Wajah Para Penantang Masa Depan (Sutradara: I Gede Mika, Yuki Aditya; Produser: Hafiz Rancajale)
Film Dokumenter Pendek Terbaik
- Gimbal (Sutradara: Sidiq Ariyadi, Produser: Irnayani Dina Mahmudah)
- Kemarin Semua Baik-Baik Saja (Sutradara: Kurnia Yudha Fitranto, Produser: Ratno Hermanto)
- Koesno, Jati Diri Soekarno (Sutradara: Faizal Anwar, Produser: Rina Fahlevi)
- Lady Rocker Sylvia Saartje (Sutradara: Subiyanto, Produser: Andhika Yudha Pratama)
- Maramba (Sutradara: Riandhani Yudha Pamungkas, Produser: Daris Dzulfikar)
- Sintas Berlayar (Sutradara: Firgiawan, Produser: Dwi Anggyan)
- Tasaneda Sasandu Dalen (Sutradara dan Produser: Wisnu Dwi Prasetyo)
Karya Kritik Film Terbaik
- Analisis Gembel Kenapa Film Keramat Teramat Keramat? Dan Jurus Ampuh Bikin Film Horor Found Footage
- 'Ngeri-Ngeri Sedap' Dan Film Batak yang Berusaha Lepas dari Jakartasentris
- Penyalin Cahaya: Ketika Tubuh Dilukis Dalam Ekosistem Digital
- Perempuan Sebagai Ilusi: Politik Seksual Film Love Fore Sale
- Yuni (2021): Bakal Rabi
(ass/nu2)