3 Fakta Film Smile, Horor Terlaris 2022 tentang Trauma dan Rasa Bersalah

3 Fakta Film Smile, Horor Terlaris 2022 tentang Trauma dan Rasa Bersalah

Diah Retno Andani - detikHot
Rabu, 26 Okt 2022 11:43 WIB
Smile (2022)
Foto: dok. Paramount Pictures
Jakarta -

Smile merupakan film horror yang ditulis dan disutradarai oleh Parker Finn. Rilis pada 28 September 2022, film ini menggunakan metafora yang berkaitan dengan emosi dan pengalaman manusia. Tersenyum merupakan kontradiksi yang kuat, terkadang hal ini digunakan sebagai simbol keramahan. Namun, tersenyum juga kadang digunakan sebagai topeng untuk menutupi trauma serta luka. Finn memutuskan untuk memanfaatkan senyuman dengan cara yang mengerikan.

Dengan visual yang menyeramkan serta menonjolkan eksplorasi trauma yang meresahkan, Smile menjadi tontonan yang menarik untuk disaksikan ketika Halloween tiba. Simak deretan fakta mengenai film Smile yang penuh dengan kisah mengerikan tentang rasa bersalah.

1. Diangkat dari film pendek Laura Hasn't Slept

Smile merupakan salah satu film horror terbaik yang dirilis dalam beberapa tahun terakhir. Film ini diangkat berdasarkan film pendek berjudul Laura Hasn't Slept yang telah tayang pada tahun 2020. Mengisahkan tentang rasa putus asa seseorang untuk melepaskan diri dari mimpi buruk yang berulang. Sementara, Smile mengisahkan tentang seorang terapis yang menyaksikan pasiennya bunuh diri secara brutal. Sejak saat itu, Rose mulai memperhatikan pola aneh dan mengerikan dalam kejadian serta senyum misterius di wajah orang-orang di sekitarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Smile dipenuhi dengan jumpscare, dalam beberapa bagian hal tersebut terus muncul. Jumpscare membuat film horror tampak lebih menegangkan dan memacu adrenalin penonton. Memberikan sensasi kepada para penonton yang membuat suasana terlihat semakin menyeramkan. Seperti halnya entitas muncul di depannya dengan senyum sinis. Ini membuat penonton paranoid dengan kemunculan berikutnya. Selain itu, efek suara yang dibuat sedemikian rupa dan sesuai dengan visualisasi di depan mata, membuat penonton seolah merasakan hal yang sama dengan karakter dalam film tersebut. Ketika karakter takut, penonton juga seolah dapat merasakan ketakutan yang sama.

ADVERTISEMENT

[Gambas:Youtube]

2. Memiliki pesan psikologis

Smile sebagian besar dalam alurnya memperlihatkan bagaimana karakter utama terus menjadi korban dari entitas (makhluk dengan senyum menyeramkan). Sebagai pemeran utama, Rose juga memiliki trauma masa kecil yang dalam ketika melihat ibunya overdosis tepat dihadapannya. Trauma itu dipenuhi dengan rasa bersalah karena dia bisa meminta bantuan di saat-saat terkahir ibunya, tapi Rose memilih untuk tidak melakukannya.

Rose berupaya mengahadapi trauma tersebut, dia kembali ke rumah masa kecilnya untuk menghadapi entitas yang terus mengganggunya. Dalam pertarungan yang menakutkan dengan entitas tersebut, dia membakar rumahnya. Ini adalah cara Rose menghapus trauma masa lalunya. Mengatasi trauma dengan berani menghadapinya merupakan pesan positif yang coba disampaikan film ini.

Film ini juga mengungkapkan bahwa jika seseorang bertindak dan terdengar benar-benar gila, yakni ketika mereka berupaya untuk keluar dari trauma yang disebabkan oleh entitas atau pengalaman masa lalu, maka kita tetap harus mencoba untuk mendengarkan dan memahami mereka. Karena itu adalah langkah pertama untuk membantu mengatasi masalah tersebut. Membiarkan mereka berkubang dalam ketakutan hanya akan memperburuk keadaan.

3. Tembus Rp 1,5 T di box office global

Smile (2022).Smile (2022). Foto: dok. Paramount Pictures

Smile yang disutradarai oleh Parker Finn dari Paramount berhasil menembus angka $100 juta atau sekitar Rp 1,5 T secara global. Hal ini bahkan terjadi dalam waktu kurang dari dua minggu setelah perilisan. Kesuksesan Smile yang berada di box office global menjadi hal yang mengesankan. Smile juga sebelumnya menempati urutan pertama di box office domestik selama dua minggu pertama. Adapun pasar internasional teratas film ini termasuk Inggris, Meksiko, Jerman, Prancis, dan Australia.

CEO dan Presiden Paramount Pictures yaitu Brian Robbins mengungkapkan bahwa dia sangat senang, Smile menjadi film yang disukai oleh banyak penonton secara global. Dia juga sudah menduga bahwa film tersebut memiliki potensi yang sangat besar. Menjadi sebuah kebanggaan baginya, film yang dibintangi oleh deretan aktor berbakat ini mampu meraih rekor di box office global. Dia juga mengungkapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut berkontribusi dalam film tersebut.

"Terimakasih kepada sutradara kami, Parker Finn. Mitra kreatif kami dan tim produksi kami karena telah menghadirkan film yang sangat menakutkan. Terimakasih juga kepada tim pemasaran dan distribusi global kami yang telah memasarkannya secara luas," katanya dikutip dari Collider.

(aay/aay)

Hide Ads