.webp)
Film Pengabdi Setan 2: Communion masih menjadi pembahasan menarik di media sosial. Banyak yang menguraikan beragam teori tentang film horor garapan sutradara Joko Anwar tersebut.
Beberapa juga mengupas adegan-adegan yang ada di sana dan mengaitkannya dengan beberapa film sebelumnya yang juga karya sutradara berusia 46 tahun itu. Mulai dari simbol-simbol yang ditampilkan hingga karakter pun mengundang teori yang cukup ramai.
Jika bicara soal adegan, Joko Anwar sempat memberikan bocoran sebelum film tersebut tayang pada detikcom. Ia menyebutkan jika ada salah satu adegan yang bisa disebut termahal dari film itu dan mungkin penonton tak akan mengira sama sekali jika dilakukan secara CGI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada satu adegan yang dia (Endy Arfian) megang korek, itu tiga bulan pengerjaannya. Karena mungkin berbahaya bagi tangannya, susah kan digerakan (sedikit) mati, jadi kita bikin batang yang seperti korek dan dia kan bergerak. Kita memang mau sedetail itu," ungkap Joko Anwar saat ditemui di kantornya di kawasan Cipete.
"Ya bisa dibilang ya (salah satu adegan paling mahal), bawa korek aja sampai tiga bulan (pengerjaan CGI). Seamless, orang mengira dia memang bawa korek," tambahnya.
 Cuplikan adegan di Pengabdi Setan 2: Communion. Foto: Dok. Rapi Film |
Joko Anwar pun mengaku setelah selesai syuting, post-production film tersebut dilakukan Sydney dan ternyata ada sedikit flicker sehingga harus kembali di bawa ke sana.
Namun usai semuanya aman, ia pun sangat puas dengan hasilnya dan apalagi saat melihat raihan jumlah penonton yang telah mencapai 2 juta hanya dalam jangka waktu kurang dari 4 hari. Tak hanya itu saja, film Pengabdi Setan 2: Communion juga ditayangkan di Singapura pada minggu ini.
Sebelumnya Joko Anwar juga berbagi cerita soal lokasi syuting Pengabdi Setan 2 yakni rusun mangkrak di kawasan Sumber Artha, Bekasi. Ia menemukan lokasi tersebut setelah menghabiskan waktu 3 bulan untuk mencari rusun yang bisa digunakan untuk syuting dan sesuai dengan apa yang ada di dalam naskahnya itu.
"Kita syuting di rumah susun yang telah ditinggalkan selama 17 tahun. Jadi rusun ini ditinggalkan ketika dibangun dan tak selesai," ungkap Joko Anwar.
"Kita cari lokasi itu 3 bulan nggak ketemu, akhirnya gue tanya ke media sosial untuk rumah susun dengan kriteria seperti ini. Dan ada yang bantu ngasih tahu, pas kita ke sana kayak tempat zombie. Habis itu kita kirim analisis safety ternyata aman, sudah kita bangun dan benerin tembok biar safety kan, dan kita syuting di sana selama sebulan," pungkasnya.
(ass/pus)
