Rumah produksi Falcon Pictures membuat film My Sassy Girl yang merupakan hasil remake film komedi romantis asal Korea Selatan dengan judul sama.
Film My Sassy Girl versi Indonesia ini disutradarai oleh Fajar Bustomi dan juga dibintangi oleh Jefri Nichol dan Tiara Andini.
Mengingat ini merupakan sebuah film remake, pastinya akan ada yang membandingkan dengan film sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fajar Bustomi selaku sutradara mengaku sudah tak gentar dengan hal tersebut. Ia mengaku mentalnya sudah terbangun saat beberapa tahun lalu membuat film Dilan yang merupakan adaptasi dari novel.
"Kalau dari saya, ketakutan atau nggak takut dibandingkan, mental saya Alhamdulillah sudah kebangun di beberapa film yang lalu," kata Fajar Bustomi saat melakukan jumpa pers di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (31/5/2022).
Menurutnya, fans garis keras dari sebuah novel lebih membuatnya merasa resah. Oleh karena itu, ia sudah biasa dengan tekanan tersebut.
"Novel itu lebih gila lagi, garis kerasnya novel itu fansnya ada yang radikal juga. Jadi, sudah terbiasa," tutur Fajar Bustomi.
Menurutnya, jika Ingin membuat sesuatu harus berani melakukan yang terbaik dan tidak usah takut dibanding-bandingkan.
'Kalau mau bikin sesuatu, gausah takut dibanding-bandingkan. Kalau berani melakukan yang terbaik, lakukan," ujar Fajar Bustomi.
Lebih lanjut, Fajar Bustomi juga mengutip perkataan Pidi Baiq soal totalitas dalam melakukan sesuatu.
"Kalau matanya Pidi Baiq, totalitas. Harus lebih baik. Kalau tidak lebih baik ya bukan kita. Jadi harus benar benar total, untuk melakukannya," jelas Fajar Bustomi.
Jika masih ada yang membanding-bandingkan, menurutnya itu hanya masalah selera saja, bukan berarti film tersebut buruk secara keseluruhan.
"Untuk masalah selera, suka atau nggak suka, balik lagi. Saya nggak takut dibandingkan dengan orang," ujar Fajar Bustomi lagi.
"Film itu jualan rasa, saya mencoba memberikan rasa saya dengan setulus-tulisnya dan sejujur-jujurnya," pungkasnya.