The Art of Getting By: Pemalas yang Membutuhkan Motivasi Hidup

The Art of Getting By: Pemalas yang Membutuhkan Motivasi Hidup

Anarani Kifaya - detikHot
Jumat, 24 Sep 2021 15:37 WIB
Film The Art of Getting By
Film The Art of Getting By. Dok. Ist
Jakarta -

Siapapun pastinya pernah dihampiri oleh rasa malas. Tidak mengenal usia, tempat, dan waktu, kurangnya semangat dalam mengerjakan sesuatu biasanya berujung oleh rasa malas dan membuat kita menjadi tidak produktif. Lebih parahnya lagi, kemalasan yang berlangsung lama akan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Namun hal tersebut tidak berlaku bagi George (Freddie Highmore) dalam film drama The Art of Getting By. Kemalasan sudah menjadi sahabat bagi George. Ia memandang kehidupan sebagai ilusi, oleh sebab itu dirinya tidak pernah bersosialisasi, malas mengerjakan PR, dan sering bolos sekolah bahkan ia sedang dalam masa percobaan akademis. Jika George tidak mengejakan tugas lagi maka ia akan mendapatkan hukuman berupa skors.

Film The Art of Getting ByFilm The Art of Getting By Foto: Dok. Ist

Suatu hari ketika berada di atap sekolah, George bertemu Sally (Emma Roberts) sedang merokok. Sialnya, seorang guru muncul namun George berpura-pura mengeluarkan rokok demi melindungi Sally. Sejak saat itu mereka malah berteman. Sally juga mengenalkan George kepada teman-temannya yaitu Zoe (Sasha Spielberg) dan Will (Marcus Carl Franklin). Perlahan George membuka diri untuk bergaul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rupanya Will menyadari yang dilakukan George di kelas hanyalah menggambar, tidak memperhatikan penjelasan guru. Will penasaran dengan hasil goresan George, dengan malu-malu ia menunjukkan gambarnya. Ternyata Will terkesan dan ingin George menggambar kartu undangan untuk pestanya. Peristiwa ini pula yang membuat George merasa dianggap oleh sekitar.

Masih berhubungan dengan menggambar, pada Hari Karier di sekolah George bertemu dengan alumni bernama Dustin (Michael Angarano). Dustin yang seorang seniman melihat bakat menggambar George menakjubkan. Ia pun mendorong George untuk menuangkan apa yang ada di otak George ke berbagai gambar. Tak sekadar mendukung George, Dustin juga mengajak George ke studio lukis miliknya serta sebuah pameran seni.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, hubungan antara George dan Sally semakin akrab. Saat makan malam, Sally sempat menanyakan apakah George pernah memikirkannya. George merasa pertemanan mereka konyol, ia pun menjauh dari Sally. George kembali menjadi penyendiri dan pemalas. Lagi, George tidak mengerjakan tugas sekolahnya hingga para guru jengah.

Film The Art of Getting ByFilm The Art of Getting By Foto: Dok. Ist

Kepala sekolah (Blair Underwood) memberi peringatan terakhir untuk George. Ia akan lulus jika mengerjakan semua tugas yang telah dilewatkan. Jika tidak, George bakal dikeluarkan dari sekolah.

Kabar tersebut sampai ke telinga kedua orang tua George, mereka bertengkar besar sampai ayah tiri George cedera. Kalut, George memutuskan kabur ke rumah Sally dan langsung menciumnya. Keadaan semakin memburuk setelah George melihat Dustin berada di rumahnya. Ternyata mereka berdua sudah berpacaran.

Berbagai hal positif yang George dapatkan dalam hidup belakangan ini satu per satu mulai menguap ditambah dengan masalah keuangan yang dialami orang tua George hingga mereka terpaksa menjual apartemen untuk menutupi hutang. Di balik semua peristiwa buruk yang beruntun menimpa George, ternyata pintu hatinya terketuk.

Ia mau mengerjakan semua tugas yang terlewat dan diberi tiga pekan untuk menyelesaikan semuanya. Apakah George mampu mengerjakan semuanya? Lalu bagaimana nasib hubungan antara Sally dan George?

Banyak sekali pelajaran yang dapat dipetik dari film yang digarap oleh Gavin Wiesen ini. Kesampingkan kisah cinta antara George dan Sally, The Art of Getting By mengajarkan kita untuk lebih acuh dengan keadaan sekitar dan jangan pasrah dengan situasi yang ada. Film ini menyampaikan bahwa siapapun bisa mendukung dan membantu kita, namun yang benar-benar bisa membuat hidup bermakna adalah diri kita sendiri.




(ass/ass)

Hide Ads