.webp)
Jika Korea Selatan memiliki Bong Joon-Ho sebagai sutradara yang sering memasukkan isu-isu sosial dalam filmnya, Jepang memiliki Hirokazu Koreeda yang melakukan hal serupa. Keduanya mampu mengemas potret kecil kehidupan dengan menjadikannya narasi besar dalam sebuah film.
Jauh sebelum Parasite menjadi film yang fenomenal pada 2019, Koreeda pernah merilis film berjudul Nobody Knows (Dare mo Shiranai) pada tahun 2004 silam. Film tersebut terinspirasi dari kisah nyata tentang penelantaran anak di Sugamo, Tokyo, tahun 1988.
Kisah bermula ketika sebuah keluarga yang beranggotakan seorang ibu dan keempat anaknya menjalani hidup di sebuah apartemen kecil di Tokyo. Keempat anak tersebut bernama Akira (Yuuya Yagira), Kyoko (Ayu Kitaura), Shigeru (Hiei Kimura), dan Yuki (Momoko Shimizu). Faktanya, keempat anak tersebut memiliki ayah yang berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari keempat anak tersebut, hanya Akira, yang diperkenalkan kepada para penghuni lain. Sementara tiga anak lain "diselundupkan" agar tak terlihat oleh orang lain. Sang ibu tidak memperbolehkan mereka bermain ke luar maupun sekolah. Dia sering meninggalkan rumah untuk bekerja.
Walaupun memiliki kehidupan yang tertutup, Akira dan yang lainnya saling menyayangi satu sama lain, bahkan sering menemukan kebahagiaan kecil dalam rutinitas harian mereka. Namun, masalah mulai timbul ketika ibu mereka tidak kembali pulang ke rumah.
Pada awalnya, sang ibu masih menghubungi dan mengirim mereka uang. Namun hal tersebut hanya berlangsung beberapa bulan saja. Saat Akira tidak lagi mendapatkan kiriman uang, dia harus memutar otak untuk bertahan hidup bersama ketiga saudara lainnya.
Lantas, bagaimana Akira keluar dari krisis yang menimpa keluarga kecilnya? Apakah keempatnya akan terus bersembunyi dalam apartemen walaupun mereka sangat kelaparan? Jika kamu penasaran, kamu bisa menonton lengkap film Nobody Knows pada platform-platform streaming.
Pada dasarnya, film ini merupakan potret mengenai kasus yang seringkali terjadi di Jepang. Sang ibu yang merupakan wanita malam selalu berganti pasangan dan melahirkan anak dari pasangan yang berbeda. Sebagai ibu, sudah menjadi kewajiban untuk merawat, melindungi, dan memenuhi hak-hak sang anak.
Namun tanpa seorang suami, dia harus memenuhi kewajiban bekerja untuk memenuhi hak anak-anaknya. Awalnya dia bekerja dengan alasan "demi anak". Tetapi, semakin lama justru anaknya sendiri yang terabaikan bahkan dia tinggalkan.
Dalam film ini, tidak banyak adegan drama yang berlebihan. Koreeda sebagai sutradara mampu membuat interaksi-interaksi para tokohnya yang natural terlihat menarik di mata penonton. Tidak banyak penjelasan dalam film ini, penonton dibiarkan berimajinasi dengan apa yang dilakukan para pemain.
Dalam ajang penghargaan Internasional, film ini mendapatkan ulasan positif dan meraih banyak penghargaan seperti dalam Festival Film Cannes dan Festival Film Internasional Chicago pada 2004. Jika saja sejak dulu pihak Oscar telah melihat potensi film-film dari Asia, mungkin film ini bisa masuk dalam nominasi. Dengan Parasite meraih banyak penghargaan dalam ajang Oscar sebelumnya, hal ini dapat membuka mata dunia pada film-film dari Asa.
(ass/ass)
