Novel Si Doel Anak Jakarta karya Aman Datuk Madjoindo yang diterbitkan Balai Pustaka tahun 1932 direncanakan akan dijadikan sebuah web series pada tahun 2022. Original versi dari karangan tersebut akan lebih mengangkat pesan toleransi dari kesalehan sosial anak-anak betawi.
Menurut Praktisi Film Aditya Yusma Perdana, sudah sewajarnya karya sastra klasik dari Aman Datuk Madjoindo tersebut kembali dilestarikan. Sebab, banyak hal positif yang bisa dipetik dari karya Si Doel Anak Jakarta di tengah ingar bingar informasi di era digital saat ini.
"Karya-karya beliau itu menjadi tamu kehormatan di mancanegara, pun juga kalau menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Kita melihat banyak karya-karya beliau yang difilmkan di sinetron, menjadi literasi-literasi di beberapa universitas dan lain-lain," ujarnya dalam Webinar Pentingnya Pendidikan Toleransi melalui Sastra Klasik, Senin (22/2/21).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengungkapkan Si Doel Anak Jakarta ini merupakan salah satu contoh kasus transformasi untuk melepaskan stereotip yang lama yang melekat pada masyarakat betawi. Salah satu contoh stereotip anak betawi pada zaman saat itu adalah tidak mampu secara pendidikan dan tidak mampu secara ekonomi.
"Si Doel Anak Jakarta ini mampu merubah stigma itu, justru karena kepandaian dalam mengaji kepandaian dalam berakhlak, kesalehan sosial tadi menjadikan seorang anak tersebut sukses dalam hidupnya, sukses dalam kariernya dan sukses dalam cintanya," jelasnya.
Oleh karenanya, dia berharap inisiasi para ahli waris dan didukung penuh BNPT dengan Balai Pustaka, Si Doel Anak Betawi atau Jakarta ini mampu menjadi web series atau film anak di tahun 2022 yang berkualitas yang dapat menjadi tontonan dan tuntunan.
"Tontonan yang pasti menghibur, tuntunan itu mungkin bisa memberikan edukasi, bagaimana toleransi dan budaya mencegah tumbuhnya bibit-bibit kekerasan yang bisa masuk kepada terorisme dan sebagainya," harapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar mengungkapkan jika karya asli dari kakeknya ini diangkat menjadi sebuah web series tentu harus berdasarkan pada semangat pembangunan nasionalisme yang salah satunya menghibur dan memberikan sumbangan pemikiran.
"Tentu, tadi sudah terangkat ada kaitan dalam membangun akhlak, semangat toleransi, nasionalisme, ini harus dapat menjadi perhatian yang bisa dilakukan," ungkapnya.
Boy mengatakan BNPT mendukung penuh dalam rangka membentengi nilai-nilai intoleransi yang tidak sejalan dengan budaya bangsa. Oleh karenanya, ia berharap karya dari mendiang dari kakeknya ini bisa menjadi dorongan semangat toleransi.
"Karakter Si Doel Anak Jakarta yang bertoleransi, yang juga belajar agama, agar menjadi akhlak yang baik, agar menjadi meraih masa depan yang baik, ini kita kemas kita tonjolkan jadi itu yang ingin kita mengirim pesan kepada publik," jelasnya.
"Jadi kita ingin publik menempuh contoh-contoh best praktis yang pernah ditunjukkan dari pemikiran Si Doel ini. Tentu dengan karya film, masyarakat akan lebih mudah melihat, kemudian menangkap pesan itu, tetapi di situ ada unsur hiburan, jadi mengedukasi publik lah sebenarnya itu harapan dari BNPT," pungkasnya.
Sebagai informasi novel Si Doel Anak Jakarta pernah diadaptasi menjadi film pada tahun 1972 dengan judul Si Doel Anak Betawi. Kemudian pada tahun 1994 diadaptasi bebas menjadi sinetron dengan judul Si Doel Anak Sekolahan yang tayang di salah satu TV Nasional. Kini novel tersebut direncanakan akan dibuat web series bergenre anak-anak.
(akd/ega)