Ghibah Seperti Bu Tedjo dalam Film Tilik, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?

Ghibah Seperti Bu Tedjo dalam Film Tilik, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?

Lusiana Mustinda - detikHot
Selasa, 25 Agu 2020 18:21 WIB
Film Tilik
Film Tilik. Foto: Dok. YouTube/Ravacana Films
Jakarta -

Sosok Bu Tedjo dalam film Tilik menjadi sorotan karena memainkan karakter ibu-ibu yang suka bergosip atau ghibah dan bermulut "pedas". Tilik memiliki arti "menjenguk". Film Tilik bercerita tentang perjalanan sekelompok ibu-ibu dari sebuah desa menuju rumah sakit untuk menjenguk ibu kepala desa.

Bu Tedjo dan rombongannya menggunakan truk milik sesama warga. Selama perjalanan itulah Bu Tedjo dan ibu ibu rombongan berghibah atau ngegosip tentang Dian, salah satu kembang desa di lingkungannya. Seperti apa hukum gosip atau ghibah dalam Islam?

Imam an-Nawawi dalam 'Kitab Induk Doa dan Zikir Terjemah Kitab al-Adzkar Imam an-Nawawi' menjelaskan tentang pengertian ghibah, yakni menyebutkan keburukan seseorang, baik penyebutannya melalui ucapan atau surat dengan rumus, isyarat dengan mata, tangan ataupun kepala. Kesimpulannya adalah dengan apapun yang digunakan sehingga dapat memahamkan tentang penyebutan keburukan saudara muslim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Hadits dari Abu Hurairah berkata, "Rasulullah pernah ditanya, "Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan ghibah? beliau menjawab: "Engkau menyebut tentang saudaramu yang ia tidak sukai." Beliau ditanya lagi, "Bagaimana pendapatmu jika apa yang ada pada saudaraku sesuai dengan yang aku katakan?" Beliau menjawab: "Jika apa yang engkau katakan itu memang benar-benar ada maka engkau telah berbuat ghibah, namun jika tidak maka engkau telah berbuat fitnah." (HR. Abu Daud 4231).

Dalam Surat Al-Hujarat ayat 12 disebutkan:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."

Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra, dia berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Wahai orang yang telah menyatakan Islam dengan lisannya namun iman itu belum masuk ke dalam hatinya, janganlah kalian semua menyakiti sesama muslim, janganlah kalian membuka aib mereka dan janganlah kalian semua mencari-cari (mengintai) kelemahan mereka. Karena siapa saja yang mencari kekurangan saudaranya sesama muslim maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan mengintai kekurangannya dan siapa yang akan diintai Allah kekurangannya maka pasti Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan ungkapkan, meskipun dia berada dalam rumahnya."

Ghibah bukanlah dosa yang biasa, meskipun banyak orang melakukannya. Tidak hanya dilarang, bahkan para pelaku ghibah mendapatkan ancaman balasan dari Allah SWT.

Dari Abu Darda' dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa yang menahan ghibah terhadap saudaranya, maka Allah akan menyelamatkan wajahnya dari api neraka kelak pada hari kiamat." (HR. Tirmidzi 1854).




(lus/lus)

Hide Ads