Catatan: artikel ini mengandung spoiler.
Dari awal hingga akhir cerita, Tilik membuat penonton terbayang-bayang pada sosok perempuan bernama Dian. Ia dikisahkan menjadi topik pergunjingan ibu-ibu yang hendak menjenguk Bu Lurah selama di perjalanan.
Akhir film ini mengundang komentar banyak orang. Tak sedikit yang tak puas karena menilai segala celotehan Bu Tejo benar adanya tentang sosok Dian. Soal ini, sutradara Wahyu Agung Prasetyo memberikan tanggapannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara film hal itu memang selesai, tapi secara masalah, apakah itu selesai, nggak. Dan Bu Tejo apakah benar omongannya, kan nggak, dia tetap villain sih menurutku," ujar Wahyu seraya tertawa.
"Aku sempat dikritik soal ending film ini atas komentarku. Siapa yang memvalidasi tokoh Dian ini muntah (karena hamil), Dian pergi sama Om-om, yang menvalidasi itu semua kan omongannya Bu Tejo. Bahkan di film, tiada memperlihatkan Dian seperti itu, gitu loh," imbuh sutradara lulusan jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini kemudian.
Lewat tema besar tentang sosok perempuan single parent yang menjadi poros cerita Tilik ini bergulir, Wahyu juga memberi ruang lebih besar pada perempuan. Lewat akhir kisah Tilik, dirinya berusaha meluruskan tentang stigma perempuan yang tak lagi bersuami yang kerap dipandang sebelah mata.
![]() |
"Perempuan juga berhak atas pilihan hidupnya. Ini berangkat dari para ibu-ibu kita yang janda yang sering digunjing segala macem tapi tanpa tahu background storynya apa. Mereka banyak dinilai hanya dalam waktu singkat," urai Wahyu.
Baca juga: Tilik, Kisah Ibu Tukang Gunjing |
Meski begitu, Wahyu tak kecewa atas kritik yang ia dan penulis Bagus Sumartono terima dari akhir kisah film Tilik. Menurutnya masing-masing orang memiliki hak menilai kisah film ini dari berbagai sudut pandang.
Soal Dian dan Bu Tejo, Wahyu menilai tiada yang menang dan kalah.
![]() |
"Kenapa ya banyak yang ngomong Bu Tejo menang? Padahal nggak ada yang menang dalam cerita itu," tukas Wahyu.
Namun sosok Bu Tejo tak dipungkiri menjadi favorit banyak orang selepas Tilik tayang sejak 17 Agustus kemarin. Penampilan dan gaya bicaranya yang halus tapi menusuk, nyinyir sekaligus nyelekit itu menjadi sorotan.
Ketimbang filmnya, karakter itu sudah menjadi trending sendiri di dunia maya.
Baca juga: Belajar Gibah dari Bu Tejo di Film Tilik |
(doc/nu2)