Namun dalam serial terbaru di BBC tersebut ia dipaksa melakukan hal yang sangat ditakutinya itu dan membuatnya nervous.
"Ketidaktahuanku telah tercabik-cabik dengan amat cepatnya. Kau pikir kau sudah besar saat berusia 14 tahun, namun ternyata tidak. Kau hanyalah seorang anak-anak," ujarnya kala mengingat kematian sahabatnya yang bunuh diri tersebut.
"Tiga orang mengakhiri hidupnya di sekolahku. Jadi (cerita dalam serial) ini bukanlah fiksi bagiku, itu nyata, dan aku sangat nervous memerankannya," tambahnya.
Usai satu temannya meninggal dunia ia pun mendapat perhatian ekstra dari sang ibu karena dirinya terlihat sangat berduka akan hal itu.
"Aku bukanlah orang yang sangat dekat dengannya, namun kesedihan sangat terasa mengikuti pada tahun itu. Aku tak mengerti rasa kehilangan bisa membuatmu sangat larut dalam kesedihan dan bagaimana mengekspresikannya," ungkapnya.
Dalam serial tersebut ia berperan sebagai Connell yang harus jatuh dalam depresi usai salah seorang rekan di sekolahnya bunuh diri.
"Connell ingin bersama Marianne. Ia tahu jika dia duduk di sebuah ruangan tanpa perlu melihatnya. Aku ingat betul bagaimana rasa itu saat aku duduk di kelas dan otakku secara konstan memikirkan orang lain," pungkasnya.
(ass/doc)