Kisah Perempuan-perempuan Hebat dalam Sinema Indonesia

Kisah Perempuan-perempuan Hebat dalam Sinema Indonesia

Dyah Paramita Saraswati - detikHot
Selasa, 21 Apr 2020 14:04 WIB
1.

Kisah Perempuan-perempuan Hebat dalam Sinema Indonesia

Kisah Perempuan-perempuan Hebat dalam Sinema Indonesia
Foto: Marlina the Murderer in Four Acts
Jakarta - Hari ini, tiap tanggal 21 April di setiap tahunnya, Indonesia selalu merayakan Hari Kartini. Hari itu diambil dari tanggal lahir Raden Adjeng Kartini, perempuan kelahiran Jepara yang mengabdikan hidupnya untuk perjuangan kesetaraan hak pendidikan bagi perempuan Indonesia.

Apa yang diperjuangkan Kartini telah memberikan pengaruh besar bagi perkembangan perempuan di segala bidang.

Kisah hidup perempuan tidak pernah bisa dilepaskan dari keseharian. Beberapa film memotret kisah keseharian dan lika-liku hidup yang mereka rasakan sebagai perempuan.

Persoalan perempuan selalu khas dan menjadi cerita yang tidak habis dibahas. Di Hari Kartini ini, detikHOT membuat daftar film-film yang menampilkan potret kehidupan perempuan.

'Tiga Dara' (1957)

'Tiga Dara' merupakan film besutan Usmar Ismail yang dibintangi oleh Chitra Dewi, Mieke Wijaya dan Indriati Iskak. Berkisah mengenai tiga kakak-beradik, Nunung (Chitra Dewi), Nana (Mieke Wijaya) dan Nenny (Indriati Iskak).

Ketiganya tinggal bersama nenek dan ayah mereka setelah sang ibu meninggal dunia. Sang kakak tertua, Nunung, diminta sang nenek untuk segera menikah karena dirinya dianggap telah ada di usia yang dianggap seharusnya sudah menikah.

Film tersebut menuturkan lika-liku kehidupan tiga kakak beradik perempuan, perjalanan mereka mencari cinta dan pilihan-pilihan serta permasalahan keseharian yang di hadapkan pada mereka sebagai perempuan.

Meski film ini digarap puluhan tahun lalu, namun film tersebut sempat direstorasi pada 2016.

Baca juga: Deretan Film Indonesia Terbaik yang Bisa Ditonton di Netflix

'Eliana, Eliana' (2002)

'Eliana, Eliana' merupakan film garapan sutradara Riri Riza yang diperankan Rachel Maryam, Marcella Zalianty dan Jajang C. Noer.

Eliana (Rachel Maryam) adalah perempuan batak yang kabur dari rumahnya di hari pernikahannya lima tahun silam karena berusaha melepaskan diri dari orang tua dan adat.

Ia memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan ibunya yang juga bernama Eliana (Jajang C. Noer). Lima tahun berlalu, tiba-tiba saja sang ibu datang ke Jakarta.

Keduanya melakukan perjalanan untuk mencari teman satu kontrakan Eliana yang tiba-tiba saja menghilang sambil mencoba mencairkan kebekuan di antara keduanya.

'Berbagi Suami' (2006)

Poligami masih menjadi persoalan yang membelenggu dan meresahkan perempuan. Sutradara Nia Dinata mencoba memfilmkan permasalahan itu.

'Berbagi Suami' merupakan film omnibus yang yang memuat tiga cerita, yakni cerita Salma (Jajang C. Noer) yang berprofesi sebagai dokter dan memiliki suami seorang pengusaha sekaligus politikus yang gemar poligami.

Ada pula kisah Siti (Shanty) yang dibawa ke Jakarta dari kampung oleh pamannya. Ia kemudian dipersunting pamannya yang telah beristri dua, yakni Sri (Ria Irawan) dan Dwi (Rieke Diah Pitaloka).

Lalu ada cerita Ming (Dominique) yang merupakan istri muda dari koki dan pemilik restoran tempat ia bekerja.
'Perempuan Punya Cerita' (2008)

'Perempuan Punya Cerita' terdiri dari empat film pendek yang disutradarai oleh empat sutradara berbeda. Film tersebut diproduseri oleh Nia Dinata.

Cerita pertama disutradarai oleh Fatimah T. Rony dan ditulis oleh Vivian Idris bercerita mengenai satu-satunya bidan di sebuah pulau kecil bernama Sumantri (Rieke Diah Pitaloka).

Sumantri merawat seorang perempuan keterbelakangan mental bernama Wulan (Rachel Maryam). Suatu hari, Sumantri divonis kanker dan harus dirawat ke Jakarta agar sembuh.

Cerita kedua berlatar mengenai kehidupan anak muda di Yogyakarya yang berkisah tentang Safina (Kirana Larasati) yang baru saja mengetahui temannya hamil dan berupaya melakukan aborsi.

Sedangkan diwaktu yang sama, ia bertemu dengan jurnalis yang sedang menginvestigasi mengenai kehidupan seks bebas remaja. Cerita kedua disutradarai oleh Upi Avianto dan ditulis oleh Vivian Idris.



Cerita ketiga berkisah tentang Esi (Shanty) yang mencari nafkah demi anaknya dengan menjadi pembersih toilet di sebuah klab malam murahan. Film mengenai kehidupan Esi itu disutradarai oleh Nia Dinata dan ditulis oleh Melissa Karim.

Cerita keempat disutradarai oleh Lasja Fauzia Susatyo dan ditulis oleh Melissa Karim. Jakarta menjadi latar dari cerita tersebut.

Bagian keempat berkisah tentang Laksmi (Susan Bachtiar), seorang ibu rumah tangga yang beru saja ditinggal suaminya meninggal karena overdosis obat-obatan terlarang.

Rupanya Laksmi tertular penyakit HIV/AIDS dari suaminya dan mencoba mempertahankan hak asuh atas anaknya yang dicoba direbut darinya oleh keluarga mertuanya.

'Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak' (2017)

'Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak' merupakan film yang disutradarai oleh Mouly Surya dan diperankan oleh Marsha Timothy sebagai pemeran utama. Film itu berlatar belakang Sumba.

Marlina (Marsha Timothy) telah ditinggal meninggal oleh suaminya. Suatu hari rumahnya kedatangan sejumlah perampok yang kemudian memperkosa dirinya.

Baca juga: Film Indonesia Cuma Punya Peluang Maju di Tengah Keterbatasan

Ia memenggal kepala perampok itu dan mencoba melakukan perjalanan untuk mencari keadilan pada pihak yang berwajib. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan Novi (Dea Panendra) yang sedang mengandung.

Hide Ads