Film 'Sergio' Potret Diplomasi Gus Dur Soal Timor Timur

Film 'Sergio' Potret Diplomasi Gus Dur Soal Timor Timur

Nugraha - detikHot
Sabtu, 18 Apr 2020 19:17 WIB
1.

Film 'Sergio' Potret Diplomasi Gus Dur Soal Timor Timur

Film Sergio Potret Diplomasi Gus Dur Soal Timor Timur
Foto: (dok.Netflix)
Jakarta -

Netflix kembali menggarap sebuah kisah yang bernarasi berdasarkan peristiwa nyata berjudul 'Sergio'. Adalah sebuah film yang mengisahkan sosok Diplomat PBB Sergio Vieira de Mello.

Film itu dibintangi oleh Wagner Moura, pemeran Pablo Escobar di serial 'Narcos' dan Ana de Armas, sang Bond Girl. 'Sergio' disutradarai Greg Barker dan naskahnya ditulis oleh Craig Borten. (Perhatian! Artikel ini berisi spoiler)

Sosok Vieira de Mello disebut media kala itu sebagai persilangan antara James Bond dan Bobby Kennedy di dunia nyata. Sebelum menjadi Komisaris Tinggi untuk Hak Asasi Manusia, Sergio Vieira de Mello telah menghabiskan seluruh karirnya di United Nation, memegang jabatan tinggi.

Kunci kesuksesan Vieira de Mello adalah jiwa kemanusiaannya. Ia seperti menyalami semua orang, dari pedagang di pasar, tentara di jalan hingga para pemimpin politik.

SergioSergio Foto: (dok.Netflix)



Ia dihormati oleh rekan-rekan internasionalnya. Sosoknya elegan, bahkan lebih dari sekadar karismatik karena punya reputasi dari prestasinya yang mentereng.

Vieira de Mello membantu dalam pemindahan puluhan ribu pengungsi Vietnam. Ia juga berhasil memulangkan lebih dari 300.000 pengungsi Kamboja. Vieira de Mello juga sosok di balik perundingan gencatan senjata antara Bosnia dan Serbia. Di Timor Timur, ia adalah Administrator Otoritas Transisi PBB, menjabat sebagai gubernur negara bagian dari tahun 1999 hingga 2002. Sedikit kisah yang dipotret di 'Sergio' saat pertemuannya dengan Presiden Indonesia, Abdurahman Wahid.

[Gambas:Youtube]

"Bapak De Mello, kau meminta pertemuan ini," kata Gus Dur yang diperankan oleh aktor asal Thailand, Vithaya Pansringarm.

"Ya memang benar. Pak Presiden, aku di sini karena rakyat Timor Leste, dalam plebisit (pemungutan suara umum di suatu daerah untuk menentukan status daerah itu). Mereka ingin merdeka, begitulah mereka ingin dilihat oleh suluruh dunia. Dan untuk 24 tahun di bawah penindasan Indonesia, dan 200.000 nyawa yang melayang. Mereka ingin kau meminta maaf," jawabnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SergioSergio Foto: (dok.Netflix)



"Maaf?" jawab Gus Dur terkaget.

"Maaf, harus menolak terobosan diplomatikmu, tapi dunia tak sesederhana itu," kata Gus Dur berdiri dari kursinya lalu pergi setelah menyalami Vieira de Mello.


Baca juga: 'Money Heist' Bikin Kita Lupa, Siapa Orang Jahat Sebenarnya?

"Kadang itu sederhana," kata Vieira de Mello yang membuat Gus Dur membalikkan badannya lagi.

"Masa pendudukan sudah berakhir, pak presiden. Dan mereka hanya ingin diakui sebagaimana adanya. Karena caramu menilainya, akan menentukan cara seluruh dunia menilaimu," pungkas Vieira de Mello.

Film berputar dalam serangkaian kilas balik, ketika Vieira de Mello terjebak dalam puing-puing pengeboman Hotel Canal di Irak. 'Sergio' membawa kita kembali kepada Timor Timur hingga Baghdad, ketika mereka berjuang melaksanakan misi PBB. Di tengah misi kemanusiaan itu, Vieira de Mello bertemu dan jatuh cinta dengan Carolina Larriera, seorang pejabat muda yang membidangi perekonomian asal Argentina.

SergioSergio Foto: (dok.Netflix)



Jika kalian mengharapkan sebuah kisah pahlawan, film 'Sergio' ini sepertinya kurang mewakili. Craig Borten justru memotret lebih banyak kisah cinta yang terjadi antara Vieira de Mello dan Carolina Larriera.

Sosok Carolina juga membantu mengupas sisi manusia Sergio, ketika ia membuka pintu ke kehidupan pribadinya. Mereka terlibat hubungan mulai dari pertemuan kebetulan saat joging, hingga berjalan di tengah hujan. Adegan-adegan romantis bertabur kertas berbentuk hati dihias lampu temaram, hingga terkuaknya sosok Vieira de Mello mempunyai dua orang anak yang kurang mendapat perhatian, justru mengatakan lebih banyak tentang sisi lain dirinya dan ketidaksempurnaannya.

Hide Ads