Begitu pula dengan apa yang dilakukan oleh para pemuda di Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Banyumas. Sekelompok pemuda ini mempunyai cara unik disaat pandemi Corona, dengan membuat film pendek berjudul "Aja Mudik Ndisit".
Film berdurasi sekitar 4 menit itu menceritakan tentang keresahan warga desa akan penyebaran virus Corona yang sangat cepat, apalagi jika pemudik tetap memaksakan pulang kampung. Dalam film tersebut juga menceritakan tentang kerinduan para perantau akan kampung halaman disaat pandemi Corona, hingga membuat para perantau gagal pulang dan hanya bisa melepaskan kerinduan dengan berkomunikasi melalui telepon.
Menurut Evawanto(28), salah satu pemuda desa yang membuat film pendek tersebut mengatakan jika alasan dirinya bersama pemuda lain dalam pembuatan film tersebut karena keresahan warga desa. Sehingga satu satunya cara yakni dengan membuat film agar para perantau menunda kepulangannya dahulu ke kampung halaman.
Baca juga: Nowela 'Idol' Tergerak Bantu Tenaga Medis di Papua
"Alasannya sebenarnya hanya ingin mengutarakan keresahan warga (desa) melalui (pesan) sebuah film pendek. Dengan adanya pemudik yang bisa saja membawa wabah virus Corona (masuk) ke pelosok desa. Sehingga para pemuda desa berinisiatif membuat film tentang himbauan untuk tidak mudik dulu," kata Evawanto yang akrab dipanggil Eplox saat berbincang dengan detikcom, Jumat (17/4/2020).
Menurut dia, dalam film pendek tersebut diperankan oleh Apit, Bani, Karsono dan Dasini yang berperan sebagai mamane, seorang ibu yang khawatir akan kepulangan anaknya ke desa ditengah pandemi Corona. Sehingga seorang ibu tersebut hanya dapat melepaskan kerinduannya melalui telepon seluler dan video call meskipun tahu keadaan anaknya di perantauan juga tengah mengalami kesulitan.
Meskipun banyak kendala dalam pembuatan film pendek tersebut. Namun dirinya mengaku jika hal tersebut menjadi tantangan tersendiri untuk menyampaikan pesan kepada para perantau untuk tidak mudik dahulu pada saat ini.
"Kendala dalam pembuatan film ini ya dari segi peralatan yang seadanya. Juga pengarahan terhadap para talent yang memang spontan dari warga setempat, dan memang masih canggung dan belum terbiasa di depan kamera. Untuk peralatan juga kita masih menggunakan smartphone biasa," jelasnya.
Sementara menurut Musafir (39), Ketua RT 5 RW 9 Desa Pageraji mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh para pemuda dilingkungan RT nya. Hal tersebut sebagai salah satu kepedulian kondisi lingkungan ditengah makin meluasnya bencana pandemi virus Corona.
"Saya berterima kasih telah mengingatkan kita semua bahwa keluarga adalah segalanya, termasuk para perantau yang sedang berkeluh kesah dan rindu berat dengan keluarga di kampung halaman. Karena itu demi kebaikan keluarga tercinta dikampung halaman dengan tidak pulang dulu," ujarnya.
Baca juga: Sosok Keiji Fujiwara, Pengisi Suara Ayah Sinchan yang Meninggal Dunia
Dia juga berpesan untuk para pemuda agar terus berinisiatif melakukan kebaikan-kebaikan dan berkreasi.
"Saya berpesan untuk terus berinisiatif melakukan kebaikan, terus belajar dan berkreasi karena pemudalah yang akan menjadi penerus kami, maju dan tetap semangat berjuang untuk bangsa dan negara," pesannya.
Kini film pendek tersebut viral dan diupload oleh beberapa akun Instagram diantaranya @instapurwokerto dan sudah ditonton sekitar 12.785 views setelah diupload sekitar 12 jam lalu.
(doc/doc)