Secara cerita, ada alasan dari dua sutradara film ini memilih merpati sebagai mata-mata.
"Kami berdua menganut gagasan gila - seorang pria berubah menjadi seekor merpati," ujar sutradara Troy Quane.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Mereka ada di setiap kota di seluruh dunia. Tidak ada yang memperhatikan mereka. Tidak ada yang tahu bahwa mereka ada di sana. Jadi mereka bersembunyi di depan mata," ungkap Quane.
Meski film animasi, dua sutradaranya, Troy Quane dan Nick Bruno, ingin membuat film ini menjadi film mata-mata sungguhan.
"Kami ingin membuat film ini menjadi kisah mata-mata yang legit. Film mata-mata yang dalam kesempatan ini dibuat secara animasi," tukas Troy Quane.
(doc/kmb)