.webp)
Deva Mahenra mengaku kagum dengan sosok Kiblat yang diperankannya dalam '99 Nama Cinta'. Bagi Deva, Kiblat adalah sosok anak kyai yang masih muda, memiliki pengetahuan agama yang tinggi, dan patuh pada orang tua.
Sosok Kiblat diceritakan merupakan lulusan Kairo. Menyelesaikan pendidikannya dengan sangat baik, Kiblat membuat semua orang yang mengenalnya bangga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kiblat itu sosok yang mandiri, pintar, sopan dan sangat menghormati perempuan. Apalagi saat ia sudah kehilangan sosok ibu. Sebuah gambaran anak muda yang memahami agama dan tetap berpikiran kekinian," kata Deva Mahenra tentang perannya sebagai Kiblat saat berbincang santai dengan wartawan belum lama ini.
Dalam '99 Nama Cinta' Deva dipanggil Gus, sebagai bentuk penghormatan terhadap anak kyai yang menguasai ilmu agama. Kiblat yang sudah ditinggal sang ibu untuk selamanya itu sangat menghormati kaum perempuan.
Sempat merasa takut mendapat peran seperti itu, Deva mengakui banyak perbedaan antara dirinya dan Kiblat. Deva mengaku dirinya masih banyak belajar soal ilmu agama.
"Saya memang masih belajar, pengetahuan agama saya kurang. Ya, jadi sempat agak canggung juga. Apalagi saat harus berhadapan dengan para santri yang ikut berakting. Saya kan dapat scene ngaji, itu jadi momen saya deg-degan," ceritanya.
Film yang diproduksi MNC Pictures tersebut, Deva beradu akting dengan Acha Septriasa yang berperan sebagai Talia. Berakting bersama Acha, bagi Deva Mahenra bukan hal yang sulit lantaran sudah beberapa kali ia bekerja sama. Justru itu mempermudah Deva berlakon sebagai Kiblat.
"Bangun chemistry dengan Acha Septriasa nggak susah. Sama Acha sudah sejak lama sahabatan. Malah pas tahu pasangan main di film 99 Nama Cinta, kita sudah komunikasi," tukasnya.
(pus/doc)
