'Tall Girl': Betapa Menderitanya Menjadi Cewek Tinggi

'Tall Girl': Betapa Menderitanya Menjadi Cewek Tinggi

Candra Aditya - detikHot
Kamis, 19 Sep 2019 12:20 WIB
1.

'Tall Girl': Betapa Menderitanya Menjadi Cewek Tinggi

Tall Girl: Betapa Menderitanya Menjadi Cewek Tinggi
Foto: Tall Girl (imdb.)
Jakarta -

Netflix sepertinya sudah menemukan resep brilian untuk membuat para subscribernya tetap setia dengannya. Barisan film-film original Netflix selalu mempunyai kemampuan untuk menarik penonton tetap mengakses Netflix.

Netflix memang masih berpegang teguh untuk memberikan tontonan yang berkualitas. Ia masih berusaha menjadi yang terbaik dengan membuat 'Roma' bersama Alfonso Cuaron atau 'The Irishman' yang akan mempertemukan Martin Scorsese lagi dengan Robert DeNiro dan Al Pacino.

Ia juga masih menggandeng sutradara beken seperti Bong Joon-ho untuk membuat sebuah sci:fi drama yang entertaining melalui 'Okja'. Tapi sesungguhnya resep rahasia Netflix adalah barisan film-film recehnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Film-film receh adalah bagian dari lifestyle "Netflix and chill" yang hakiki. Film-film receh tersebut biasanya terang benderang, gemerlapan, dibumbui dengan musik-musik yang chill, pemain yang menggemaskan, jokes renyah sana sini dan tentu saja plot yang tidak membingungkan. Semuanya straight forward.



Jenis cerita yang kalau pun Anda menontonnya sambil setrika baju, Anda akan masih bisa mengikuti kisah ceritanya. Film-film seperti 'The Kissing Booth', 'Alex Strangelove', 'Set It Up', 'The Package', 'To All The Boys I've Loved Before', 'Someone Great', 'Sierra Burgess Is A Loser', 'The Perfect Date', 'The Last Summer' sampai 'Always Be My Maybe' adalah alasan kenapa banyak orang masih menjadi penggemar setia Netflix.


Anda bisa jadi meremehkan film-film tersebut karena semuanya remeh. Masalahnya kalau nggak soal cinta ya mungkin soal persahabatan. Balutan komedinya kuat meskipun filmnya mungkin lebih ke romance atau coming-of-age.

Tapi fakta bahwa Noah Centineo mendadak menjadi hearthrob dan langsung menjadi salah satu aktor muda paling on demand membuktikan bahwa film-film tersebut mempunyai cultural impact yang kuat. Dan dengan itulah Netflix merilis Tall Girl pada 13 September lalu.

'Tall Girl' seperti film-film receh yang saya sebutkan di atas adalah sebuah romantic comedy yang ber-setting di sebuah sekolah. Premisnya mirip dengan novel-novel teenlit terbitan Gramedia atau hampir semua film remaja yang pernah Anda tonton.

Jodi (Aca Michelle) adalah seorang gadis remaja berusia 16 tahun yang menjadi bulan-bulanan di sekolah karena dia sangat tinggi. Dengan tinggi kira-kira 187 sentimeter, dia selalu menjadi bulan-bulanan teman-temannya. Itulah kenapa dia menjadi insecure.


Meskipun dia mempunyai sahabat yang sangat baik, Fareeda (Anjelika Washingston) yang selalu membelanya kapan pun ada bully yang mengata-ngatainya, Jodi merasa sangat sendiri.

Dia ingin merasakan cinta. Walaupun temannya bernama Jack (Griffin Gluck) mengutarakan cintanya setiap hari, Jodi menginginkan laki-laki impiannya. Yang penuh humor, baik, tampan dan tentunya lebih tinggi dari dia.

Dan masuklah Stig Mohlin (Luke Eisner), seorang siswa dari Swedia yang tidak hanya tampan rupawan dan mempunyai senyum yang mematikan tapi dia juga lebih tinggi dari Jodi. Tentu saja Jodi langsung merasakan bunga-bunga bermekaran di dalam hatinya.

Tapi sayangnya Kimmy (Clara Wilsey) beraksi. Kimmy adalah gadis populer di sekolah yang tidak hanya cantik tapi juga selalu mengata-ngatai Jodi. Apakah Jodi akan mendapatkan perhatian Stig? Atau dia tersadar bahwa dia tidak membutuhkan itu untuk membuatnya hidup tentram.

Ditulis oleh Sam Wolfson dan disutradarai oleh Nzingha Stewart, 'Tall Girl' ternyata tidak mempunyai amunisi yang cukup untuk menjadikannya sebuah coming-of-age yang asyik untuk ditonton. Padahal semua yang ada di dalam film ini mengikuti rumus Netflix yang telah terbukti berhasil sebelumnya.

Kisah yang sepele tapi dibuat berlebihan? Ya. Pemain-pemain yang rupawan? Iya banget. Visual yang sangat mentereng? Sinematografi film ini seperti halaman Instagram seorang influencer? Musik yang asyik? Film ini benar-benar dibuka dengan lagu dari Janelle Monae. Lalu apa yang salah dengan 'Tall Girl'?


Rupanya semua yang ada di dalam 'Tall Girl' sudah pernah kita saksikan di film-film lain sebelumnya. Selain itu, film ini tidak memiliki kepribadian yang cukup untuk menjadikannya berbeda.

'To All The Boys I've Loved Before' memang tidak spesial-spesial banget kalau kita mau menganalisa dalam-dalam. Kisahnya sama dengan semua kisah yang ada di novel-novel remaja di toko buku.

Tapi yang membuatnya watchable adalah chemistry pemain yang sangat baik dan bagaimana pembuat filmnya merepresentasikan remaja Asian American yang sebelumnya belum pernah kita lihat dalam genre ini.

Dengan ini 'To All The Boys I've Loved Before' menjadi sebuah tontonan yang esensial. Hal yang sama juga terjadi pada 'Always Be My Maybe'.
'Someone Great' yang juga dirilis Netflix tahun ini juga tidak mindblowing. Tapi ia bisa menggambarkan persahabatan antara para perempuan menjadi asyik.

Chemistry pemainnya sangat kuat dan masalah-masalah yang dihadapi tokoh-tokoh utamanya terasa real. 'Tall Girl tidak memiliki itu'. Masalah yang dihadapi Jodi terlalu receh untuk penonton bisa relate.

Lalu terus kenapa kalau dia lebih tinggi dari kebanyakan orang? Dia masih tetap kurus dan wajahnya cantik. Tidak ada masalah apa-apa.

Dan jokes-jokes yang ditulis oleh Wolfson biasa-biasa saja. Tidak ada yang spesial atau liar seperti yang ada di 'The Package' atau 'Alex Strangelove'. Dan bagian romansanya? Sangat biasa saja. Tidak membuat penonton geregetan seperti yang banyak dialami penonton saat menyaksikan 'Set It Up' atau bahkan 'The Kissing Booth'.


Dengan subplot beauty pageant yang juga tidak fokus, 'Tall Girl' akhirnya menjadi film Netflix yang gagal.

Dan seperti film-film sejenis tentu saja 'Tall Girl' diakhiri dengan adegan prom dan sebuah speech kemudian karakter utama yang tersadar bahwa apa yang dia cari selama ini ada di depannya.

Sungguh-sungguh klise, sangat membosankan. Jika Anda mencari tontonan yang segar dan enak ditonton sambil tiduran di kasur makan anggur, lebih baik Anda menonton ulang 'Someone Great', 'Always Be My Maybe' atau menyaksikan apapun yang ada Noah Centineonya. Karena 'Tall Girl' adalah sebuah kekecewaan yang cukup mendalam.

Tall Girl dapat disaksikan di Netflix

Hide Ads