Film tersebut disutradari oleh John Madden, ditulis oleh Jonathan Perera yang merupakan thriller politik penuh ketegangan dan monolog berapi-api. Adalah sosok Jessica Chastain yang berperan sebagai sang pelobi ulung, Madeline Elizabeth Sloane.
Sloane adalah ahli strategi yang memiliki kemauan keras yang selalu selangkah lebih maju ketimbang kompetitornya. Ia pintar memainkan kartu truf. Sloane bekerja sebagai konsultan di Kravitz & Waterman.
"Aku disewa untuk menang, dan aku akan menggunakan segala sumberdaya yang aku punya," kata Sloane dalam film tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagaimana dengan pajak Nutella? Minyak kelapa sawit ada di Nutella, karena pajak pemerintah 300 persen itu berlebihan. Komposisinya tak seberapa, kita bisa menyebut pajak sabun, tapi masyarakat lebih peduli pada Nutella daripada sabun," tuturnya.
Berbagai trik disiapkannya untuk meraih kemenangan seperti mengatur seorang senator unntuk melakukan perjalanan penelitian ke Indonesia. Namun mereka melakukannya dengan diam-diam.
"Mengirim Senator Jacobs ke Indonesia, berwisata ke kebun mereka. Dia membawa anak dan istrinya berlibur, setelah kembali kita kaji ulang rencana. Itu tak ilegal karena termasuk wisata," ucapnya.
Film itu disebut-sebut terinspirasi dari begitu banyak skandal yang terjadi. Bahkan, setelah berhasil memangkas tagihan pajak impor dari Indonesia, Sloane diminta buat melobi soal penjualan senjata. Hal tersebut yang membuatnya hengkang dari perusahaan tersebut.
Selain itu ada beragam film yang mengisahkan tentang industri kelapa sawit. Hampir semuanya, merujuk kepada dampak negatif perkebunan sawit di berbagai negara, seperti 'Asimetris', 'Rang-tan: The Story of Dirty Palm Oil' dan juga film dokumenter dari Indonesia berjudul 'Sigek Cokelat' yang mengangkat tentang perkebunan sawit di Kalimantan Barat. Film itu masuk dalam dua festival film international. Salah satunya International Filmaker Festival of World Cinema London (IFF) London pada 2018.
(nu2/ass)