Jakarta -
Setelah Wiro Sableng,
Gundala menjadi kisah superhero lokal yang kini diangkat ke layar lebar. Film ini membawa transformasi tokoh Sancaka yang diperankan Abimana Aryasatya menjadi Gundala.
Ada proses kreatif yang menarik di balik pembuatan film ini. Berikut di antaranya:
1. Riset setahun pilih pemain
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Butuh waktu yang tak sebentar bagi 'Gundala' untuk menentukan pemain yang tepat. Terlebih disebut-sebut sebagai kunci, selain pemilihan Abimana Aryasatya, ada aktor dan aktris lain yang sudah dipertimbangkan untuk bergabung di jagat Bumilangit.
"Film 'Gundala' 6 bulan kalau untuk pemilihan pemain. Dari jagat sinema Bumilangit dimulai dari ketika praproduksi Gundala sudah mulai sekitar Maret-April 2018, jadi udah setahun lebih," ungkap Joko Anwar beberapa waktu lalu.
2. Gundala minim CGIFilm superhero biasanya tak lepas dari teknik Computer Generated Imagery alias CGI. Akan tetapi, Gundala minim dengan proses kreatif melibatkan teknik tersebut. Hal tersebut dipertegas Joko Anwar belum lama ini.
"Kita lebih mengedepankan cerita dan karakter. Karena banyak film yang CGI-nya gede-gedean, mahal-mahal tapi ceritanya nggak bagus, kita beda," kata sang sutradara
3. Joko Anwar tulis skenario 'Gundala' di kuburan
Penulisan skenario menjadi hal penting dalam pembuatan sebuah film. Tak hanya menyutradarai, Joko Anwar juga menulis sendiri skenario 'Gundala'. Ia pun memilih sebuah tempat yang dianggapnya tepat untuk membuat cerita yang menarik.
"Saya pertama riset semua cerita, saya juga membaca semua komiknya dari kecil dan saya mencari tempat yang nyaman ada beberapa tempat ada museum ada kuburan," kata Joko beberapa waktu lalu.
4. Marvel melawan alien, jagat Gundala hadapi makhluk halus
Gundala bersama jagat sinema Bumilangit membawa cerita berlatar budaya Indonesia. Belum lama ini, Joko Anwar pun mengungkapkan perbedaan sinema Gundala dengan Marvel yang kini lebih populer.
"Indonesia sangat kental dengan unsur mistik. Kalau orang luar kan dekat dengan alien. Kita lebih ke cerita Indonesia yang lebih mistikal," kata Joko.
Halaman Selanjutnya
Halaman