Fakta No Escape, Film yang Dilarang Tayang di Kamboja

Fakta No Escape, Film yang Dilarang Tayang di Kamboja

Abdul Jalil - detikHot
Kamis, 29 Agu 2019 14:07 WIB
Fakta No Escape, Film yang Dilarang Tayang di Kamboja/Foto: Craig Barritt/Getty Images for Weinstein
Jakarta - Film No Escape atau yang awalnya diberi judul The Coup ini, merupakan film Hollywood bergenre action dan tayang perdana pada tahun 2015. Penasaran seperti apa film ini?

Film ini berkisah tentang sebuah keluarga yang terjebak di negara yang sedang mengalami pemberontakan. Film yang disutradarai oleh John Erick Dowdle dan Drew Dowdle sebagai penulis naskahnya ini bersetting di Thailand dan dibintangi oleh Owen Wilson, Lake Bell, Sterling Jerins, Claire Geare, dan Pierce Brosnan.

Berikut fakta film No Escape yang dirangkum dari berbagai sumber:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



1. Sinopsis

Film No Escape menggambarkan kebencian penduduk suatu negara dunia ketiga, kepada negara adidaya Amerika Serikat. Hingga kebencian tersebut menjadikan turis asing di negara tersebut menjadi incaran para pemberontak untuk dibunuh.

Adalah Jack Dwyer (Owen Wilson) sebagai tokoh pemeran utama. Dirinya bekerja di sebuah perusahaan air, Cardiff dan ditugaskan ke sebuah negara di Asia Tenggara. Jack terbang ke negara tersebut dengan istrinya Annie (Lake Bell) dan kedua putri mereka Lucy (Sterling Jerins) dan Briegel 'Beeze' Dwyer (Claire Geare).

Keanehan mulai terjadi ketika tiba di negara yang tak disebut namanya itu. Orang yang ditugaskan menjemput Jack dan keluarganya tidaklah datang. Kemudian mereka diantar oleh seorang pria Inggris bernama Hammond (Pierce Brosnan), yang menawarkan mereka tumpangan dengan temannya 'Kenny Rogers' (Sahajak Boonthanakit), menuju Imperial Lotus Hotel, di mana banyak warga asing singgah. Hingga Sesampainya di hotel, Jack menyadari bahwa jaringan telepon, televisi, dan internet sedang tidak berfungsi di kota tersebut. Ia berhenti ke sebuah bar dan berbincang dengan Hammond.

Esok harinya, Jack pergi ke pusat pertokoan terdekat untuk membeli koran dan menyadari bahwa dirinya sendiri sedang berada di tengah-tengah pertikaian antar para pengunjuk rasa bersenjata dan pasukan polisi. Pertikaian antar kedua belah pihak membuat Jack melarikan diri. Jack berlari kembali ke hotel dan terpaksa memanjat tangga darurat untuk menghindari kejaran para pemberontak.

Adegan menegangkan ala Hollywood terjadi di mana jack berusaha menyelamatkan keluarganya. Hingga Jack dan keluarga harus melompat ke atap gedung lain agar menghindari kelompok pemberontak. Setelah memanjat ke sebuah lantai gedung kantor yang mereka lompati, sebuah tank menembakkan gedung tersebut hingga menewaskan sebagian besar orang yang berada di dalamnya. Keluarga Jack bersembunyi di bawah sebuah puing-puing selama seharian.

Saat Jack dan keluarga meninggalkan tempat persembunyian, ia bertemu dengan seorang pemberontak yang menjarah dan kemudian dibunuh oleh Jack. Mereka menemukan sebuah peta dan mengambil pakaian dari para karyawan yang tewas untuk menyamar menjadi warga lokal, kemudian bergerak menuju ke kedubes Amerika Serikat. Namun malangnya, bahwa tempat tersebut telah direbut oleh pemberontak dan beberapa petugas keamanan Amerika telah tewas.

Jack dan keluarga kemudian berlindung di sebuah taman kuil Buddha. Saat melawan kelompok pemberontak, Jack dibantu oleh Hammond dan Kenny. Hammond menjelaskan bahwa ia dan Kenny bekerja untuk pemerintahan Britania Raya. Mereka kemudian berencana pergi ke sungai terdekat, menaiki sebuah perahu, dan melintasi perbatasan Vietnam, di mana mereka berharap dapat meraih suaka.

Ketika perjalanan itu, mereka dipergoki oleh sekelompok pemberontak, namun tetap mengayuh untuk berusaha sampai di perbatasan Vietnam. Saat perahu tersebut melintasi tanda perbatasan, penjaga perbatasan mengingatkan para pemberontak yang menyerang keluarga tersebut bahwa mereka sekarang berada di perairan Vietnam. Jika para pemberontak menembak mereka akan menganggapnya sebagai sebuah tindakan perang dan akan mengerahkan pasukan untuk melawan para pemberontak. Saat keluarga tersebut diselamatkan oleh para penjaga perbatasan, mereka berpelukan satu sama lain, mencapai akhir dari penderitaan mereka.



2. Dapat Penghargaan

Pada tahun 2015 film tersebut berhasil mendapatkan penghargaan 'BloodGuts UK Horror Awards' kategori Best Film. Pada tahun 2016, mendapatkan lagi penghargaan 'Jackie Chan International Action Film Week' kategori Best Action Movie Actor'. Serta masuk Nominasi 'Golden Trailer Awards' kategori Best Thriller Poster.

3. Sempat Muncul Keresahan Sosial

Setelah trailer film tersebut dirilis, sebuah keresahan sosial terjadi di Kamboja, atas pemakaian tulisan bahasa Khmer di tameng-tameng polisi, dan dilarangnya film tersebut untuk tayang di Kamboja. Kementerian Kamboja meminta para produser film untuk menyunting tulisan-tulisan Khmer dari film No Escape tersebut. Namun permintaan itu tidak ditanggapi.


Fakta No Escape, Film yang Dilarang Tayang di Kamboja



(nwy/nwy)

Hide Ads