Penonton yang sudah lama menanti 'Ave Maryam' senang pada akhirnya film itu dapat tayang di Indonesia. Namun ada juga kekecewaan yang dirasakan oleh penonton.
Film yang mengambil kisah cinta Suster Maryam (Maudy Koesnaedi) dan Romo Yosef (Chicco Jericho) ini sempat mendapat ating 21+. Ada sejumlah adegan dewasa di film itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sensor akhirnya dilakukan dan memangkas durasi awal, dari semula 85 menit menjadi hanya 73 menit saja. Penonton pun kecewa tak bisa menyaksikan keutuhan film tersebut.
Kekecewaan itu dilontarkan para penonton di linimasa Twitter. Mereka memuji tema cerita dan pesan damai dari film tersebut. Namun menyayangkan sensor adegan yang membuat esensi film berkurang.
"Ide ceritanya top aktingnya @mpokmod juga cetarr visual dan music juga keren. sayang, merasakan banyak janggal karena sensor #AveMaryam," kata akun @bilb**oya.
"Kenapa itu LSF nggak di-blur aja sih? Daripada motong-motong scene adegan. Jadi malah nanggung nga... eh, jadi malah ngawang-ngawang. #AveMaryam," sebut @arie****iabudi.
"Ga nyangka film Ave Maryam aja ada yg disensor. Banyak sensor buat apa sih kalo ternyata kasus bullying, pelecehan seksual, crime, dll pun masih banyak? Sensor2 film ga bisa cegah itu semua.," kata @lut**ew.
"Baru nonton Ave Maryam, indah bgt ya. Seseneng ini ada film kyk gini di indonesia. Walaupuj di sensor 12 menit. Ya maklum negara +62. The story is very touching, the cinematography is very beautiful. Bener2 berkualitas bgt. #AveMaryam," sebut @_**rimutiara.
Baca juga: Bukan Tabu, 'Ave Maryam' Adalah Kemuliaan |