.webp)
Selama ini profesi aktor kerap dianggap sebagai pekerjaan yang lekat dengan kemewahan. Tak banyak yang tahu bahwa menjadi aktor merupakan sebuah pekerjaan yang kompleks dan membutuhkan usaha untuk dapat menyelami karakter yang mereka perankan.
Sebuah diskusi bertajuk 'Memang Gampang Jadi Aktor' yang diadakan oleh Peqho dalam rangka Action Day mencoba membongkar anggapan tersebut.
Menurut produser dan aktris Lola Amaria dan sutradara Mouly Surya, keduanya memaparkan bahwa mereka memiliki kriteria tersendiri untuk memilih pemain yang mereka anggap cocok untuk berperan dalam film yang mereka garap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Buat saya attitude tetap nomor satu, untuk skill biasanya ada workshop untuk itu, tapi kalo dari awal sudah susah buat kolaborasi, datangnya telat melulu, (buat saya) coret sih," lanjutnya.
Sedangkan menurut Mouly Surya, yang paling penting baginya adalah seberapa besar keinginan seorang calon pemain film dalam memerankan tokoh yang akan ia perankan nantinya.
"Yang paling gue cari itu ambisi aktor. Kalau seminggu dia cuma bisa ke kantor gue dua kali buat workshop, itu jelas gue nggak bisa sih," terangnya.
Ia mencontohkan bagaimana ia memilih Marsha Timothy untuk memerankan Marlina ketika menggarap 'Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak'.
"Gue udah bertahun-tahun sebenernya punya ide (untuk peran itu dimainkan) sama Marsha. Tapi gue. Cuma ingin lihat, seberapa ingin sih dia. Karena ketika dia akting, biarpun gue sutradaranya, itu kan dia, bukan gue," cerita Mouly.
Selain itu, Mouly Surya juga mempertimbangkan sejauh mana sang pemain film dapat bekerja sama dengan dirinya maupun sesama pemain lainnya.
"Selain itu juga tentang directability, lo bisa merespons lawan lo nggak, bisa merespons director nggak, itu sih yang gue cari," ujarnya.
Dalam diskusi itu, hadir pula aktor dan aktris Chicco Jerikho, Adipati Dolken, Prisia Nasution, serta pelatih kasting Adjie NA.
