Pernyataan Resmi LSF soal 'Naura & Genk Juara' Dituding Lecehkan Islam

Pernyataan Resmi LSF soal 'Naura & Genk Juara' Dituding Lecehkan Islam

Devy Octaviany - detikHot
Rabu, 22 Nov 2017 12:09 WIB
Foto: Naura & Genk Juara
Jakarta -

Film 'Naura & Genk Juara' belakangan menerima tudingan salah satu bagian cerita filmnya dianggap melecehkan Islam. Tudingan tersebut muncul dari komentar salah seorang penonton yang sudah menyaksikan film tersebut.

Namun di balik tudingan tersebut, isi pesan film ini murni mengajak anak-anak melakukan kebaikan.

Menanggapi hal ini, Lembaga Sensor Film (LSF) pun buka suara. Dalam pernyataan resmi yang diterima detikHOT, LSF mengungkapkan film ini tak menyiratkan pesan yang menyudutkan pihak terlebih agama tertentu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak bedanya jika ada film tentang kasus korupsi lalu koruptornya di dalam bui berdoa atau salat, itu sama sekali tak berarti merepresentasikan Islam/umat Islam itu jahat," begitu komentar LSF dalam rilis resminya.

Pernyataan Resmi LSF soal 'Naura & Genk Juara' Dituding Lecehkan IslamFoto: Dok. Instagram/watashi_wa_alfiano



'Naura & Genk Juara' membawa kisah sekelompok anak-anak yang berusaha melawan kejahatan. Cerita film tersebut dibawakan oleh penampilan bintang cilik Naura juga bintang cilik lainnya Joshua Yorie Rundengan, Adyla Rafa Naura Ayu, Andryan Sulaiman Bima, Vikram Abdul Faqih Priyono, juga Totos Rasiti.

Setelah 'Petualangan Sherina' yang rilis di era tahun 2000-an lalu, film ini dinilai menjadi hiburan baru bagi anak-anak di Tanah Air.

Berikut pernyataan resmi LSF:

Film ini film musikal (seperti Petualangan Sherina). Berkisah tentang rombongan anak-anak sekolah yang cerdas dan kreatif yang berkegiatan di sebuah hutan konservasi. Di tengah kegiatan itu ada 3 orang penjahat yang melakukan pencurian hewan dari kandang konservasi yang ternyata didalangi si petugas penjaga konservasi itu sendiri.

Tiga orang penjahatnya bercambang dan bertampilan agak kasar, sebagaimana layaknya tampilan penjahat pada umumnya. Satu di antaranya memakai celana pendek bukan celana cingkrang. Oleh karena itu jauhlah dari gambaran saudara-saudara kita yang sering dipandang sebagai radikal/teroris, karena jenggot dan model celananya.

Sebagai film setting Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, bisa-bisa saja penjahatnya beragama Islam. Sama wajarnya jika dalam negara yang mayoritas penduduknya non-muslim penjahatnya pun nonmuslim. (Seperti dalam film Home Alone misalnya)

Ketika si penjahat di tengah malam di hutan lagi ketakutan karena mengira ada hantu, salah satunya berdoa. Karena dia muslim dia bacanya doa Islam. Tapi yang dibaca salah 'comot', yaitu doa mau makan. Karena itu ditegur temannya, doanya salah, doa makan. Ketahuan penjahatnya muslim, ya karena dia baca doa itu, yang cenderung latah-latah juga. Tapi tidak ada penggambaran spesifik atau kesan penegasan bahwa muslim itu jahat.

Tidak bedanya jika ada film tentang kasus korupsi lalu koruptornya di dalam bui berdoa atau salat, itu sama sekali tak berarti merepresentasikan Islam/umat Islam itu jahat. Bagi LSF, tidak terlihat adanya bagian yang secara jelas mendiskreditkan Islam?

Jika dihubung-hubungkan dengan penista agama, rasanya terlalu jauh berspekulasi. Kita tahu kalo penjahatnya muslim pun ya hanya karena dia baca doa itu. Ketika akhirnya si penjahat terkepung, salah satunya memang membaca istighfar. Tetapi sekali lagi, bagi LSF, itu tdak berarti menggambarkan pelecehan dan penistaan terhadap Islam.

Untuk memahami film "Naura dan Genk Juara" ini kiranya memang perlu menonton langsung filmya.

(doc/kmb)

Hide Ads