Setelah panitia komite seleksi bentukan dari Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) berembuk, akhirnya mereka menunjuk film 'Turah' untuk mewakili Indonesia di ajang Oscar 2018.
Meskipun masih harus menjalani tahap seleksi lagi agar dapat masuk dalam kategori Best Foreign Language Film Award, film berbahasa Tegal ini memiliki poin plus yang diyakini lolos bagi para komite seleksi.
"Polanya bertutur dan penggarapannya menarik sekali. Isu yang diangkat dengan tokoh-tokoh yang digunakan di film itu ada tokoh kepala desanya. Buat saya bisa jadi kita punya kondisi yang tidak terelakkan dan terjadi hari ini di Indonesia. Ada orang-orang yang membutuhkan support dan masih perlu banyak dibantu hak-haknya," ujar Reza Rahadian sebagai salah satu komite seleksi ditemui di XXI Plaza Indonesia, Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (19/9).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada akhirnya, dua orang bernama Turah dan Jadag berani untuk melawan rasa takut dan ingin lepas dari kelicikan Darso setelah banyak peristiwa terjadi.
Sebagai sutradara, Wicaksono Wisnu Legowo pun tidak menyangka bahwa film yang mulai produksi sejak akhir tahun 2016 ini dikirim untuk mewakili Indonesia ke ajang bergengsi tersebut.
"Film 'Turah' sudah diakui tingkat nasional. Jadi dulu bikin Turah dari yang penting jadi, makin kesini makin banyak apresiasi. Nggak nyangka umurnya bisa sepanjang ini, sudah hampir setahun. Ternyata masih ada yang mengapresiasi 'Turah'," tukas Wicaksono.
Berkat film 'Turah' pun kampung Tirang menjadi semakin terkenal juga dengan kekayaan alamnya.
"Ada beberapa kali orang datang ke kampung Tirang gara-gara film 'Turah'. Jadi ada suasana baru beberapa kali banyak yang datang. Aku jadi ngerasa bahwa film itu impactnya bisa kesana," ungkapnya.