Dalam trailer itu digambarkan dunia seakan mau kiamat, dan sekonyong-konyong ada makhluk buas berperawakan manusia kekar namun berkepala beruang. Ia meraung sambil mengepalkan senjata yang ukurannya besar sekali.
Judul 'Guardians' juga mengingatkan kita akan 'Guardians of the Galaxy' milik Marvel. Bisa-bisa (calon) penonton (yang kurang referensi) tertipu dan berpikir bahwa ini adalah jilid kedua, terusan petualangan Star-Lord bersama kawan-kawannya di angkasa sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Entah kekuatan super apa yang ia miliki, dan entah dendam apa yang ia pendam, lebih dari setengah abad kemudian ia lantas memutuskan untuk menguasai dunia. Kota Moskow ia hancurkan, dan anak buahnya menduduki kota dengan tank-tank di jalanan. Meskipun cerita ini terdengar mencekam, tapi pada kenyataannya apa yang tersaji di layar tidak seperti yang diharapkan.
Organisasi Patriot ternyata tak lekang dimakan waktu. Zaman boleh berubah, dan presiden berganti, kini Patriot di bawah pimpinan Maj Elena (Valeriya Shkirando, 'Handsome and the Beast') memiliki misi untuk menemukan sejumlah orang berkekuatan super hasil eksperimen di masa lampau untuk menghentikan Kuratov. Disebutkan bahwa para jagoan ini telah lama bersembunyi dari dunia. Namun, rupanya tak lebih dari lima menit anak buah Maj Elena berhasil menemukan mereka hanya dengan bantuan internet.
Mereka adalah Ler (Sebastien Sisak, 'Drift', 'The Earthquake'), cowok ganteng yang dapat mengontrol batu; Khan (Sanzhar Madiyev, 'Tale of a Pink Here'), ninja keren supercepat nan ahli pedang; Kseniya (Alina Lanina, 'Kukhnya'), cewek cantik jago kelahi yang bisa menghilang; dan Arsus (Anton Pampushnyy, 'Minnesota'), manusia yang dapat berubah menjadi beruang dengan cara yang sama seperti Bruce Banner berubah menjadi Hulk
Tak dijelaskan mengapa Kuratov menunggu lebih dari setengah abad untuk menguasai dunia, apa motifnya, pun bagaimana cara ia melakukannya. Kita sebagai penonton diminta untuk menerima saja, pokoknya begitu. Tak dijelaskan juga latar belakang jagoan-jagoan kita, hidup seperti apa yang mereka jalani selama ini, pokoknya kita diminta untuk mengerti bahwa mereka adalah orang-orang berhati baik yang siap menolong orang-orang lemah. Ketika mereka disatukan oleh Patriot, pembuat film menginginkan kita untuk percaya bahwa mereka adalah Avengers versi Rusia.
Cerita film begitu tipis, dan dielaborasi ke dalam plot yang sama tipisnya. Hasilnya adalah adegan-adegan, filler-filler yang berlarat-larat dalam rangka unjuk gambar yang dimaksudkan untuk memukau kita. Namun, apa boleh buat, semua itu tak ada artinya manakala film ini tak punya apa-apa untuk disampaikan. Dengan cerita yang tak menarik, karakter-karakter yang satu dimensional, dan dialog-dialog yang tak karuan, film ini masih percaya diri ketika berakhir dengan adegan tambahan yang mengisyaratkan bahwa bakal ada sekuelnya.
Shandy Gasella pengamat perfilman
(mmu/mmu)