"Sosialita itu mereka senang bersosialisasi, mereka punya harta berlebih, harta yang bisa dibuang, bukan sedekah lagi, punya uang lebih, tabungan, jalan-jalan, bersedekah masih ada lebihnya, bisa turun-temurun atau suaminya sukses, akhirnya bikin kegiatan sosial karena sudah nggak perlu kerja, tapi kan nggak mungkin. Kita nggak bisa judge," ujar Wulan saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (26/1).
Baginya, seorang sosialita tidak harus berpura-pura seperti orang kaya, tidak untuk dibuat-buat.
"Ya sosialita itu bukan berpura-pura. Dia berpura-pura jadi sosialita itu tapi nggak sekaya itu. Aku punya teman seperti itu. Kalau sosialita yang benar, nggak kayak yang kita pikir, bukan dibuat-buat," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya belum bisa dikategorikan sebagai sosialita. Memang tabungan saya mau jebol. Kita se-geng, ada yang sosialita positif kayak tujuh turunan, ada yang desainer dan lain-lain, dan kita punya karakter masing-masing nggak semua tas mahal sama. Tapi kita nggak memaksakan untuk jadi seperti mereka," pungkasnya. (vep/tia)