Dalam film terbarunya, 'Jakarta Undercover: Refleksi Cinta, Pesta, dan Realita', yang diangkat dari novel terkenal karya Moammar Emka, pria 35 tahun ini mendalami karakternya dengan mencoba 'terjun' untuk mengenal dunia malam.
"Sebetulnya saya nggak tau tentang dunia seperti ini. Tapi pas ketemu Moammar Emka diskusi dan sharing cerita, itu memperkaya info ke saya. Supaya saya tau. Karena karakter saya tuh yang ingin nulis dunia malam strata tertingginya. Bisa dibilang, saya diberikan pengalaman oleh mereka," ujar Oka usai konferensi pers di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (18/1).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Loyalti ya kesetiaan. Setiap orang kalau emban tugas harus ada yang dikorbanin. Untuk dapatin sesuatu dia harus korbanin sesuatu. Menurut gue yang terpenting ketika itu terjadi jangan korbanin orang terdekat kita. Justru di uji kesetiannya di situ," tambahnya.
Di samping itu, menurutnya, budaya timur Jakarta semakin hilang dengan masuknya kebudayaan luar.
"Ibu kota penuh hingar bingar. Sentral dari berbagai jenis hiburan. Jakarta itu standarnya kota-kota lain. Kebudayaan udah hilang mirip luar negeri karena memang orangnya pun beragam," pungkasnya. (vep/srs)