Nyatanya, membuat film komedi tidak semudah yang dibayangkan. Bagi Ernest, menjaganya sebuah film komedi agar tetap logis bagi penonton adalah tantangan tersendiri.
"Yang paling tricky dari komedi itu kan, karena komedi itu kan harus hiperbola kan. Kita harus melebih-lebihkan, cuma kadang hiperbolanya itu jadi berisiko," ujar Ernest kepada detikHOT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kadang ada karakter yang kelewatan, sampai diliatnya 'ah apaan sih, ah lebai'. Nah, kalau garis itu udah terlanggar, kita kehilangan kepercayaan penonton gitu. Makanya tetep harus dijaga garis batas biar tetep believable gitu. Kalau di dunia nyata ada yang kayak gitu, jadi kita juga bisa relate," jelasnya.
Terlebih bagi Ernest, adalah penting membuat karakternya dapat dipercaya oleh penonton, sehingga penonton dapat turut merefleksikan apa yang ada di film dengan kehidupan sehari-hari. "Salah satu cara kita bikin kita relatable buat penonton itu gimana caranya bikin karakternya believable sih," ungkap lulusan Hubungan Internasional Universitas Pajajaran itu.
Untuk menjaga sebuah film tetap logis, Ernest juga sebisa mungkin menghindari anggapan bahwa apa yang ia buat hanya ada di dalam film. "Pokoknya sebisa mungkin kita menghindarilah kalimat yang, halah ini kan cuma film,"tuturnya.
Ia menambahkan bahwa kadang, sineas justru menjadi meremehkan hal-hal kecil yang seharusnya dibuat lebih logis karena hal tersebut.
"Kadang-kadang filmmaker dengan kalimat itu jadi sedikit cuek dengan logika-logika yang kadang kecil, tapi itu bikin orang jadi sebel," ungkapnya lagi.
(srs/mmu)