Ron Howard, sutradara kawakan asal Amerika Serikat, mengangkat kisah mereka dan aktivitas tur mereka di medio 1960an dalam film dokumenter yang berjudul The Beatles: Eight Days a Week.
The Beatles memang pada awalnya meraih kesuksesan besar di dataran Eropa namun saat mereka berusaha mengekspansi pasar Amerika Utara, band asal Liverpool tersebut tidak hanya meraih kesuksesan semata namun pandangan sinis dari berbagai belahan masyarakat terutama kaum orang tua dan konservatif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya The Beatles tidak berhenti di situ, terutama John Lennon yang mengeluarkan statemen yang menyinggung kaum beragama yang mengakibatkan pemboikotan mereka di seantero jagat terutama di Amerika Serikat.
Eight Days a Week memberikan sudut pandang secara personal kepada para penonton dan rekaman-rekaman eksklusif seperti konferensi pers, wawancara, konser, hingga keseharian anggota band ikonik ini.
Ron Howard mengajak penonton untuk tidak sekedar mengetahui apa yang terjadi dengan The Fab Four tetapi juga menggali alasan-alasan mengapa mereka memutuskan untuk tidak menggelar konser lagi seperti perkenalan mereka dengan narkoba, kejenuhan mereka dengan rangkaian tur dan perkembangan kepribadian mereka yang tumbuh semakin dewasa.
Film ini telah dipuji berbagai kritikus dan dinilai cukup tinggi dibeberapa forum movie ranker dan tentunya akan mengundang Beatlemania dari seluruh dunia untuk menyaksikan. Eight Days a Week akan segera tayang di bioskop Indonesia dalam waktu dekat.
(nu2/nu2)