Dian Sastro Baca Buku, Kliping Koran hingga Nyekar ke Makam untuk 'Kartini'

Dian Sastro Baca Buku, Kliping Koran hingga Nyekar ke Makam untuk 'Kartini'

Desi Puspasari - detikHot
Kamis, 14 Jul 2016 20:54 WIB
Foto: Noel/detikHOT
Jakarta - Akting Dian Sastrowardoyo tentu sudah tidak perlu diragukan lagi. Peran-perannya dalam film seperti 'Pasir Berbisik' hingga yang ikonik 'Ada Apa Dengan Cinta?' dan 'Ada Apa Dengan Cinta? 2' sudah membuktikannya. Kini Dian mendapat tantangan baru yakni menjadi sosok Kartini dalam film arahan Hanung Bramantyo 'Kartini'.

Tentu saja ia tidak memandang enteng kesempatan berperan sebagai sosok pahlawan wanita itu. Untuk itulah Dian melakukan berbagai observasi dan pendalaman karakter Kartini lewat berbagai hal.

"Memalukan kalau saya tidak bisa memerankan dengan baik, saya bukan aktor yang baik juga kalau nggak bisa perankan ini. Persiapannya kalau dibilang sedikit enggak, kalau dibilang banyak saya juga nggak boleh takabur. Saya pasti kurang persiapannya," ujar Dian ketika ditemui di syukuran film 'Kartini' di Djakarta Teater pada Kamis (14/7/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Membaca adalah salah satu hal yang dilakukan oleh pemeran Cinta tersebut. Mulai dari buku-buku sampai kliping koran jadi bahan referensinya.

"Saya sudah membaca karya Pram 'Panggil Aku Kartini Saja'. Karya itu banyak memberi pelajaran dan interpretasi Pram tentang Kartini. Itu menuntun saya untuk seperti Kartini. Dari koran juga sangat membantu karena kliping koran sangat menarik dan simpel untuk dipelajari," lanjutnya.

Ada booklet kecil yang berisi pikiran-pikiran Kartini juga dijadikan bahan belajar Dian. Termasuk buku berbahasa Inggris yang dialihbahasakan dari bahasa Belanda.

"Kutipan Kartini yang powerful ada dalam booklet itu. Yang paling saya ingat, 'Dan siapakah yang lebih banyak berusaha memajukan kesejahteraan budi itu? Siapakah yang dapat membantu mempertinggi derajat budi manusia, ialah Wanita, Ibu… karena haribaan Ibu, itulah manusia mendapatkan didikannya yang mula-mula sekali'. Saat ini saya masih menyelesaikan buku 'Habis Gelap Terbitlah Terang'. Ada riset profesor Belanda tentang Kartini yang dialihbahasakan ke bahasa Inggris," cerita Dian lagi.

Hal lain yang menurutnya tak bisa ditinggalkan dalam proses observasi peran Kartini adalah berkunjung ke rumah Kartini dan melawat ke makam sang pahlawan. Hal itu makin membuat ibu dua anak tersebut merasakan kehidupan Kartini yang sebenarnya.

"Bisa menikmati pokoknya orisinil banget rumahnya. Deg-degan luar biasa, kebayang kehidupan Kartini di sana. Saya mencoba tenang dan menjalankan sebaik mungkin. Saya sempat nyekar ke makam kirim Al Fatihah," tutupnya.

(ron/ron)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads