Yang unik film tersebut juga digarap tak biasa. Titi menggarap film pertamanya dalam konsep art movie.
Konsep tersebut diyakini ibu satu anak ini tepat untuk menggambarkan kisah pahit yang ia alami di momen bangkitnya reformasi 1998.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Titi melakukan proses syutingnya selama satu setengah bulan di Yogyakarta. Dua bintang yang ia libatkan di antaranya Yoga Pratama dan Eka Nursanti.
Namun layaknya musik, film berkonsep art tak banyak diikuti oleh sebagian orang. Titi pun mengatakan film yang ia garap ini ditujukan bagi orang-orang tertentu.
Alur cerita yang dibawakan dalam film berjalan pelan. Sebagai sebuah film art, mantan istri drummer Wong Aksan ini mengungkapkan filmnya tak hanya sekedar menghibur.
Namun mengajak penontonnya berpikir tentang karakter juga penggambaran momen yang terjadi di masa itu. Titi mengaku filmnya memang ditujukan untuk bisa diputar di festival di luar negeri.
"Banyak yang bilang ini film berat dibandingka horror atau comic. Kalau komedi kan gampang, lucu. Sebagian orang mungkin suka film ini, apalagi untuk orang-orang yang suka seni, berpikir keras. Aku nggak berharap ini laku yang gimana-gimana karena film ini disiapkan untuk film festival di luar negeri," papar Titi. (doc/doc)











































