Akhirnya, rangkaian panjang Okinawa International Film Festival 2016 memasuki babak akhir. Digelar upacara penutupan besar-besaran untuk seluruh masyarakat.
Cukup mirip dengan pesta rakyat yang sering diadakan di Indonesia. Bedanya, jika di Indonesia kebanyakan berlangsung di lapangan bola, kali ini penutupan Okinawa International Film Festival 2016 dihelat di kawasan dermaga dan pinggiran pantai Itao Shitsuji Nami No Ueumisora Koen, Naha.
Sekitar pukuk 17.00 waktu setempat, Minggu (24/4/2016) puluhan ribu warga Okinawa memadati area. Tua, muda, anak kecil berkumpul. Ada yang memilih duduk santai di rerumputan, ada yang memutuskan berdiri berdekatan dengan panggung, ada pula yang lebih santai duduk di kawasan area makanan.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi, setelah matahari menyisakan senja, barulah satu-satunya panggung berbunyi. Tiga pemandu acara naik pentas, band pembuka Karisyuhi 58 yang membawa dengan apik alunan musik pop rock bercampur ska.
Sayang, baru dua lagu, Okinawa diguyur hujan deras. Sontak penonton berlarian menjauh mencari tempat teduh. Sebagian kecil memilih tinggal dengan modal payung dan jas hujan. Kurang lebih satu jam, panggung berbunyi lagi. Dengan ajaib, panggung terbuka itu sudah memiliki tenda dengan Karisyuhi 58 yang melanjutkan penampilan.
Namun, alam berkata lain karena hujan semakin deras dan deras sehingga panggung total harus dihentikan. Pesta rakyat itu berubah menjadi ajang main hujan dan berburu makanan sebagai penghangat.
![]() |
Sempat dipaksakan, tapi pesta penutupan Okinawa International Film Festival 2016 itu harus 'misbar' alias gerimis bubar. Naiklah trio bernama Begin yang menyanyikan theme song festival tahun ke-8 itu, 'Egao No Manma', sekaligus mengakhirinya sekitar pukul 21.00 waktu setempat. Suguhan terakhir, di antara deru hujan, letupan kembang api terlihat di kejauhan.
Dimulai sejak 21 April kemarin, Okinawa International Film Festival 2016 menghadirkan puluhan film Jepang dan internasional dengan fokus komedi. Tak cuma di dermaga, festival produksi perusahaan hiburan tertua di negeri Sakura, Yoshimoto Kogyo itu juga berjalan di Kokusai Street, Sakurazaka Hall, Mihama 7Plex, Ana Crown Hotel serta Pacific Hotel.
Kemewahan karpet merah, diskusi, meet and greet serta wawancara eksklusif dilakoni. Hingga kompetisi film pendek (30 detik) yang akhirnya dimenangkan oleh film berjudul 'Ninjo Wo Kanjirareru Machi Ooi' dari Fukuiken.
Hanya ada satu yang dirasa kurang. Jika memutuskan menggunakan kata 'internasional' sebagai nama acara, maka hendaknya rincian acara dan materi pun mencakup lebih banyak hal-hal global. Contoh paling sederhana adalah sangat sedikit panitia yang bisa berbahasa Inggris, walaupun bahkan untuk kata yang sederhana sekalipun. Keterangan tempat dan panduan lainnya di lokasi acara pun sebagian besar menggunakan bahasa Jepang.
Semoga, Okinawa International Film Festival di masa mendatang bisa terus dan lebih baik. Serta terus menyebarkan tawa sebagai simbol perdamaian, seperti slogannya, 'Laugh and Peace'.
Mata aimashou!