Geliat film nasional memasuki usia ke 66 di tahun ini. Dalam rentang usia tersebut ribuan judul film telah lahir dari tangan para sineas dan pencinta dunia perfilman.
Namun tak banyak yang tahu, ke mana film-film lama itu kini berada di kondisi yang seperti apa. Jakarta Prima Digital menjadi salah satu pihak independen yang melakukan pengasuhan terhadap warisan film terdahulu.
Mereka mengumpulkan hingga memperbaiki materi film lama menjadi layak tonton setelah lama dalam kondisi yang buruk.
Segelintir pihak yang peduli terhadap eksistensi film-film lama ditanggapi Joko Anwar. Terkait dengan momen Hari Film Nasional, sutradara peraih Piala Citra tersebut mengatakan film adalah bagian dari benda budaya yang sudah semestinya dijaga kelestariannya.
Dalam sejarahnya, film selalu menjadi bagian dari penanda setiap zaman yang berubah seiring waktu.
"Film itu benda atau cagar budaya. Kenapa? Karena sebuah film menandai perkembangan suatu zaman di sebuah bangsa. Akan menjadi menyedihkan bila sudah masuk ke usia 66 tahun tapi kita belum banyak tahu tentang film-film lama yang pernah ada," ujar Joko Anwar saat dihubungi via ponsel, Rabu (30/3/2016).
Jumlah pihak yang mengabdikan diri mengasuh film-film lama masih dapat dihitung dengan jari. Selain Jakarta Prima Digital, Sinematek Indonesia adalah salah satunya.
Sebagai bagian dari sineas dan pelaku perfilman, Joko berharap akan ada banyak pihak lain yang turut serta dalam menjaga film-film lama sebagai salah satu warisan nasional. Dan tentunya, didukung pemerintah di dalamnya.
"66 tahun film Indonesia semoga makin banyak film yang direstorasi. Keinginan gue pemerintah juga bisa turut serta. Semakin banyak pihak yang terlibat maka akses publik untuk tahu juga bisa makin besar dan nggak terbatas," ungkap Joko.
(doc/mmu)
Namun tak banyak yang tahu, ke mana film-film lama itu kini berada di kondisi yang seperti apa. Jakarta Prima Digital menjadi salah satu pihak independen yang melakukan pengasuhan terhadap warisan film terdahulu.
Mereka mengumpulkan hingga memperbaiki materi film lama menjadi layak tonton setelah lama dalam kondisi yang buruk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sejarahnya, film selalu menjadi bagian dari penanda setiap zaman yang berubah seiring waktu.
"Film itu benda atau cagar budaya. Kenapa? Karena sebuah film menandai perkembangan suatu zaman di sebuah bangsa. Akan menjadi menyedihkan bila sudah masuk ke usia 66 tahun tapi kita belum banyak tahu tentang film-film lama yang pernah ada," ujar Joko Anwar saat dihubungi via ponsel, Rabu (30/3/2016).
Jumlah pihak yang mengabdikan diri mengasuh film-film lama masih dapat dihitung dengan jari. Selain Jakarta Prima Digital, Sinematek Indonesia adalah salah satunya.
Sebagai bagian dari sineas dan pelaku perfilman, Joko berharap akan ada banyak pihak lain yang turut serta dalam menjaga film-film lama sebagai salah satu warisan nasional. Dan tentunya, didukung pemerintah di dalamnya.
"66 tahun film Indonesia semoga makin banyak film yang direstorasi. Keinginan gue pemerintah juga bisa turut serta. Semakin banyak pihak yang terlibat maka akses publik untuk tahu juga bisa makin besar dan nggak terbatas," ungkap Joko.