Tak Semua Karya Lama! 700 Film Siap Direstorasi

Lestari Film Indonesia

Tak Semua Karya Lama! 700 Film Siap Direstorasi

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Rabu, 30 Mar 2016 11:38 WIB
Ruangan Scanning di JPD / Foto: Asep/detikhot
Jakarta -

Bicara soal restorasi atau pemulihan, mungkin banyak yang langsung mengaitkannya dengan barang-barang lawas dan kuno. Tapi khusus di bidang film, asumsi itu sama sekali tidak benar.

Ternyata, untuk urusan film, restorasi pun dilakukan pada karya-karya baru yang lahir pada era milenium. Alasannya utamanya satu, tidak adanya gudang atau sistem penyimpanan seluloid (bahan plastik yang digunakan sebagai pita film) yang baik dan benar. Sehingga banyak film berakhir dengan rusak.

Padahal, hampir seluruh sineas di dunia mengamini bahwa seluloid adalah bahan terbaik dalam proses penciptaan sebuah film. Itu kenapa, perusahaan bernama Jakarta Prima Digital (JPD) bergerak menjadi 'penyelamat' sejak 3,5 tahun lalu. Mengumpulkan total sekitar 700 judul film untuk direstorasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada sekitar 700 judul yang ada di library kita sekarang, 400 film yang memang punya kita, sisanya dari lisensi. Kalau beli lisensi, negosiasi kita adalah rumah produksi terkait akan mendapat kopi film yang sudah direstorasi. Paling tua itu tahun 1962, 'Ketemu Jodoh'. sampai terbaru itu 'Surat dari Praha' (2016) kemarin. Nggak semua film kuno kok, ada film-film baru. Bahkan akan kaget karena film seperti 'Ada Apa Dengan Cinta? (AADC?)' itu masih harus direstorasi padahal itu dari 2002. Kenapa? Karena penyimpanannya nggak baik," ungkap General Manager JPD, Desi Polla saat berbincang kepada detikHOT beberapa waktu lalu di kantornya.

"Di Indonesia memang belum ada penyimpanan seluloid yang proper. Karena kita daerah tropis yang mana sebetulnya sehat banget buat jamur. Dan, membangun tempat yang proper ini mahal. Seluloid itu setidaknya disimpan di ruangan bersuhu minus 25 derajat," timpal Production Manager Andre Blackham.

Proses pencarian film-film tersebut pun mengesankan. Tak cuma dari rumah produksi Ibukota, tapi juga pengusaha-pengusahan film di kampung-kampung.

"Ada beberapa judul juga yang kita dapat dari pengusaha layar tancap di daerah-daerah kecil. Mereka kan sudah beralih ke digital juga kan, nah mereka masih punya tuh koleksi seluloid-seluloid-nya. Ya, walaupun yang kita terima yang positif doang, negatifnya nggak ada. Atau ada yang sudah dipotong-potong. Jadi, pas nanti di-scan ada selisih durasi gitu, terpaksa kita cari dari sumber lain kaya DVD," sambung Andre yang juga menjadi bagian dari divisi Mastering.

Dari total 700 film yang dikoleksi, lebih dari 50 judul sudah rampung dikerjakan dua tahun efektif JPD berdiri. "Film yang sudah direstorasi itu mungkin sudah 80 judul. Karena kan tiap film itu durasi pengerjaannya berbeda, tergantung dari materi dan kerusakannya juga," tutup Andre.

(mif/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads