Chris Rock yang Hadapi Isu Rasial Oscar dengan Berkelas

Laporan dari Los Angeles

Chris Rock yang Hadapi Isu Rasial Oscar dengan Berkelas

Adhie Ichsan - detikHot
Selasa, 01 Mar 2016 08:00 WIB
Foto: REUTERS/Mario Anzuoni
Los Angeles - Panggung Oscar tahun ini mungkin terasa lebih berat dibanding 11 tahun lalu bagi Chris Rock. Isu rasial bergaung lantang, tapi Chris menanganinya dengan berkelas!

Di kalangan stand up comedian atau comic, Chris Rock punya nama besar. Jutaan orang bisa betah mendengar dia mengoceh dengan durasi panjang tentang beragam isu. Perkataannya banyak mengandung kritik tajam yang disampaikan dengan gaya komikal.

Saat malam puncak Academy Awards ke-88 di Doby Theater, Hollywood, Minggu (28/2) malam, detikHOT menyaksikan langsung betapa Chris tak hanya sanggup menanggung beban sebagai host Oscar untuk kedua kali. Darah Afrika-Amerika yang mengalir dalam tubuhnya, tak menjadikan Chris terbawa isu #OscarSoWhite dengan berlebihan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Chris memulai monolognya dengan menggambarkan situasi bahwa perhelatan Oscar masih dihadiri filmmaker dan tokoh dari keturunan Afrika-Amerika. "Paling tidak, aku melihat sekitar 15 orang kulit hitam di sini," katanya.



"Mungkin kalau ada nominasi (Oscar) untuk host, aku nggak akan mendapat pekerjaan ini," sentilnya untuk The Academy karena daftar nominasi tahun ini kurang beragam dari konteks  rasial.

Dia kemudian bercerita bahwa banyak filmmaker, teman, dan rekan sesama kulit hitam yang mendorongnya untuk memboikot Oscar, seperti yang dilakukan Jada Pinkett Smith dan sutradara Spike Lee. Tapi Chris berpendapat bahwa jika dia mundur, tidak akan mengubah apa-apa

"Kenapa baru protes sekarang? Ajang ini sudah dilakukan 88 kali. Kalian harus melihat tahun 50, 62, dan 63. Kenapa tidak ada yang protes? Karena ada isu yang lebih penting untuk diprotes saat itu," katanya.

"Jada (Pinkett Smith) boikot Oscar seperti aku memboikot pakaian dalam Rihanna. Aku tak diundang," lanjutnya disambut tawa hadirin yang pecah.

"Kalau kalian ingin melihat aktor kulit hitam masuk nominasi, kalian harus buat kategori khusus untuk kulit hitam, karena sudah ada kategori wanita dan pria. Misalnya nominasi Best Black Friend," selorohnya.



Alih-alih terbawa perasaan untuk diakui, Chris Rock lebih memilih agar industri Hollywood lebih membuka kesempatan kepada aktor dan filmmaker di luar kulit putih. Dengan demikian, kesempatan mereka untuk bersinar menjadi lebih besar. Contohnya film dengan tokoh polisi kulit hitam yang jadi pemain utama, atau seperti film 'Creed' yang dia sebut 'Black Rocky Balboa.'

"Kadang hidup memang tidak adil, seperti Will Smith yang dibayar US$ 20 juta untuk 'Wild Wild West' (1999)," sentilnya lagi.

The Academy—yang diketuai wanita kulit hitam—juga berbesar hati terhadap kritik. Malam puncak Oscar menampilkan banyak video parodi tentang isu rasial ini. Misalnya Whoopi Goldberg yang seolah menjadi pemeran utama film 'Joy' Jennifer Lawrence, hingga aktor kulit hitam yang diparodikan sebagai pengganti Eddie Redmayne di film 'The Danish Girl'.

Dengan pembawaan Chris Rock di panggung—yang skripnya juga ditulis sendiri—isu rasial di Academy Awards dijawab dengan porsi seimbang. Penampilan Chris juga dipuji Aktor Pendukung Terbaik Oscar 2016, Alicia Vikander.



"Chris Rock hebat. Aku bahagia dia (akhirnya) datang dan membawa banyak cinta dan realitas isu itu pada malam ini," kata bintang 'Danish Girl' itu di backstage interview room yang turut dihadiri detikHOT.

Isu keberagaman Oscar sebenarnya juga sudah bergulir tahun lalu, tapi terkesan mengambang saja. Lalu, setelah diangkat dengan porsi yang cukup besar di panggung tahun ini, akankan tahun depan isu ini terulang? Atau, Hollywood akan lebih fair dalam memberi kesempatan untuk filmmaker dan aktor di luar kulit putih? (ich/dal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads