Diangkat dari novel berjudul sama karangan Ilana Tan itu menggambarkan drama cinta remaja yang menggelikan. Alex Hirano (Herjunot Ali), pianis klasik muda berbakat yang dingin kepada perempuan. Sedangkan adik kandungnya, Ray Hirano (Boy Williams), breakdancer alias BBoy yang justru sangat ingin mendekati perempuan tapi tak pernah tahu caranya.
Hadirlah Mia Clark (Nabilah 'JKT48'), penari kontemporer muda yang masuk ke dalam jajaran lima terbaik se-Amerika Serikat. Pertemuan ketiganya, Alex, Ray dan Mia tak disangka berbuah insiden kecil sehingga menyebabkan patahnya tangan Alex.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penonton mungkin sudah mulai menebak-nebak alur cerita ketika film sampai pada babak ini. Karena memang, Ilana Tan dan novel-novel fiksinya yang selalu 'best-seller' begitu mudah dipahami dan tak pernah repot-repot menyiapkan 'twist' cerita. Tapi tidak dengan 'Sunshine Becomes You'.
Persaingan antara Alex dan Ray untuk mendapatkan Mia harus dikejutkan dengan fakta lain. Mia Clark menderita penyakit jantung bawaan yang tak terdeteksi. Sampai sini, setidaknya ada tiga alternatif cerita yang membayang di kepala. Pertama, Mia sembuh dengan pengorbanan jantung Alex atau Ray. Kedua, kakak-beradik itu berdamai dan memilih berteman demi kesembuhan Mia. Dan terakhir, Mia meninggal dunia, meninggalkan keduanya.
Mereka yang sudah membaca novel rilisan 2012 itu mungkin saja tahu akhirnya. Namun, bagi yang tidak, lebih baik menontonnya secara langsung saat tayang perdana 23 Desember minggu depan.
Yang menarik dari film arahan Rocky Soraya itu adalah meskipun ceritanya ringan, tapi para bintangnya jelas sekali berusaha keras. Herjunot Ali harus belajar memainkan piano klasik, Boy Williams intensif mempelajari breakdance dan Nabilah 'JKT48' berdarah-dara demi sejumlah tari-tarian kontemporer, sebut saja balet dan tango. Usaha itu membuat adegan mereka dapat ditonton dengan cukup nyata.
Ada permainan dialog antara Alex dan Mia yang bertele-tele, tapi justru menciptakan komedi situasi yang mengundang tawa. Apalagi sambil melihat mimik wajah Herjunot Ali dan Nabilah 'JKT48' yang berakting cukup lebay. Walaupun terlihat jelas, kurang pas memadukan Junot dan Nabilah 'JKT48'.
New York, Amerika Serikat yang jadi latar belakang utama filmnya tampak apik. Tidak ada eksplorasi daerah wisata yang tak perlu, minimalis dan tepat guna.
"Saya ikut semua prosesnya dari naskah, reading sampai selesai. Kami pakai 90 orang kru di New York karena nggak mungkin semuanya bawa dari Jakarta. Dengan kru dari sana (New York) juga sangat membantu proses perizinan, figuran dan lain-lain," ungkap sutradara dan produser Rocky Soraya saat jumpa pers di XXI Plaza Indonesia, Jumat (18/12/2015).
(mif/fk)