Slamet Rahardjo, El Manik, Titi Qadarsih, Ria Irawan, Rima Melati, Christine Hakim, Widyawati, Roy Marten, Dewi Irawan, dan Jajang C Noer adalah sebagian dari banyaknya talenta yang pernah berjaya bersama film-film Teguh.
"Sebetulnya kami itu tidak pernah berpisah, karena lahan kami kan kreativitas. Kami bahagia karena kami dengar ini adalah tribute untuk Teguh Karya. Bahagia bahwa ada kenangan-kenangan yang dulu waktu shooting sangat lucu, menjengkelkan, nyebelin, tapi tiba-tiba menjadi alasan kami juga untuk saling menyayangi. Nostalgia positif, Karena tanpa kami sadari, kami pernah mewarnai perfilman Indonesia," kata Slamet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau tidak Film Terbaik atau Best Actress atau Best Actor atau Artistik atau Sinematografi atau Musik, dan kita juga ketahui Pak Teguh Karya tidak hanya bikin film berkualitas tapi juga komersil," kata Christine.
Nama Teguh Karya memang tidak bisa lepas dari kiprahnya di dunia teater maupun industri perfilman Tanah Air. Wafat pada 11 Desember 2001, Teguh banyak menghasilkan film-film fenomenal yang paling banyak meraih Piala Citra, penghargaan tertinggi di dunia perfilman. Sebut saja seperti 'Badai Pasti Berlalu' (1977), 'November 1828 (1978), dan 'Doea Tanda Mata' (1984).
(ich/ich)